PRAFORMULASI OBAT TETES MATA
NEOMICIN
I.
DATA ZAT AKTIF
Ã
Neomicin
sulfat
Neomicin
sulfat
|
|
Sinonim
|
Fradiomycin Sulfate; Neomicin-szulfát;
Neomicina, sulfatode; Neomicino sulfatas; Neomycin Sulphate; Neomycin-sulfát;
Neomycini Sulfas; Neomycinsulfat;
Neomysiinisulfaatti.
|
Rumus
molekul
|
C23H46N6O13
|
Berat
molekul
|
614.6
|
Organoleptis
|
Bentuk : Serbuk atau padatan kering mirip es
Warna : Putih sampai agak kuning
Bau :
Tidak berbau atau praktis tidak berbau
Rasa :
Rasa amat pahit.
|
Kelarutan
|
Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
aseton, kloroform dan dalam eter
|
pH
|
antara 5,0 – 7,5
|
Inkompatibilitas
|
Tidak bercampur
dengan substansi anionik
dalam larutan, bisa menimbulkan endapan,
juga pada krim
yang mengandung Na
lauril sulfat.
Tidak bercampur dengan garam cephalotin dan garam
novobiocin (Martindale; 1188).
|
Stabilitas
|
¯ Neomisin merupakan
kationik dan menjadi
bentonit jika berikatan,
bisa memecah emulsi
jika dengan adanya
Na lauril sulfa
dan mengendap dengan adanya gom (Martindale:1188).
¯ Neomisin peka
terhadap oksidasi udara. Setelah penyimpanan
selama 24 bulan tidak terjadi
kehilangan potensi (masih 99% dari
potensi asli). Serbuk neomisin sulfat
stabil selama tidak
kurang dari3 tahun
pada suhu 20°C. Neomisin sulfat dapat juga dipanaskan pada suhu 110°C selama
10 jam (yakni selama sterilisasi
kering), tanpa kehilangan
potensinya, meskipun terjadi
perubahan warna. Neomisin cukup
stabil pada kisaran pH 2,0
sampai 9,0. Menunjukkan
aktivitas optimumnya pada kira-kira pH 7,0 (Connors hal 525-532)
|
Dosis
|
0.35-0.5 % untuk mata (Martindale,1982)
|
Farmakologi
|
Aktifitasnya adalah bakterisid dengan menembus
dinding bakteri dan mengikat diri pada
ribosom didalam sel.
Secara topikal digunakan
unuk konjungtivitis dan otitis
media. Penggunaan sebagai
antibiotik pada infeksi
mata biasanya 0,35 % dan 0,5 %.
|
II.
DATA ZAT TAMBAHAN
Ã
Benzalkonium
Klorida
Benzalkonium
Klorida
|
|
Pemerian
|
Bentuk
: gel kental atau potongan seperti gelatin,
Warna : putih atau putih kekuningan.
Bau : Biasanya berbau aromatik lemah.
Rasa :Larutan dalam air berasa pahit
jika
dikocok sangat berbusa dan biasanya sedikit alkali
|
Kelarutan
|
Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%,
bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter
|
Inkompatibilitas
|
aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2, HPMC,
iodide, kaolin, lanolin, nitrat
|
pH
|
5-8 untuk 10%w/v
larutan
|
Stabilitas
|
Bersifat higroskopis
dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil
pada rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan
pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam
sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan
konsentrasi 0,01%-0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
|
Kegunaan
|
pengawet, antimikroba
|
Wadah
|
Tertutup rapat dan terhindar dari cahaya
|
Ã
Na
Edetat
Na Edetat
|
|
Pemerian
|
Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
|
Kelarutan
|
Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut
dalam kloroform dan eter, larut dalam
etanol (95%)
|
pH
|
4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
|
Stabilitas
|
Sangat higroskopis
dan harus dilindungi dari kelembaban
|
Inkompatibilitas
|
Dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga,
nikel, Na EDTA merupakan asam lemah
dan bereaksi dengan logam membentuk
hidrogen
|
Konsentrasi
|
0,005-0,1% w/w
sebagai chelating agent
|
Kegunaan
|
Untuk mencegah kontaminasi dengan logam
|
Penyimpanan
|
harus disimpan
diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk dan kering
|
Ã
Natrium
Metabisulfit
Natrium Metabisulfit
|
|
Sinonim
|
Dinatrium pirosulfit
|
Berat
molekul
|
190,10
|
Rumus
kimia
|
Na2S2O5
|
Organoleptis
|
Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbentuk
kristal prisma atau serbuk kristal berwarna putih hingga putih kecoklatan
yang berbau sulfur
dioksida
dan asam.
|
Kelarutan
|
Agak mudah
larut dalam etanol,
mudah larut dalam
gliserin, dan sangat mudah
larut dalam air
|
Wadah
|
Dalam wadah terisi
penuh, tertutup rapat
dan hindarkan dari
panas yang berlebihan (Anonim,1995).
|
Ã
NaCl
Sinonim
|
natrii
chloridum
|
Berat
molekul
|
58.44
|
Pemerian
|
Hablur bentuk
kubus, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, rasa
asin
|
Kelarutan
|
Mudah
larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam
gliserin; sukar larut dalam etanol
|
Wadah
|
Dalam wadah tertutup
baikPenandaan : cantumkan
pada etiket, jika dimaksudkan untuk penggunaan
hemodialisa (Anonim,1995)
|
III.
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN
PRAFORMULASI
No
|
Masalah
|
Diinginkan
|
Pemecahan
|
Pemilihan
|
Alasan
|
1
|
Dibuat sediaan tetes mata steril
|
Membuat sediaan yang cocok untuk
stabilitas zat aktif
|
·
Sedian steril Volume Kecil
·
Sedian steril Volume Besar
|
Sedian steril
Volume kecil
|
Karena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep
terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam volume yang kecil.
|
2
|
Rute pemberian untuk tetes mata
steril
|
Sediaan harus digunakan dengan rute
pemberian yang sesuai
|
Rute pemberian
yang benar Im,Iv,guttae
|
guttae
|
Karena pada umumnya, pemberian obat
tetes mata steril langsung diteteskan di balik kelopak mata.
|
3
|
Sediaan dibuat obat tetes mata
steril
|
Dapat tercampur dengan konsentrasi
dalam tubuh
|
Dibuat sediaan
yang bersifat
Ø Isotonis
Ø Hipotonis
Ø hipertonis
|
isotonis
|
Syarat sediaan tetes mata steril harus berupa sediaan yang isotonis
|
4
|
Zat/sediaan dikhawatirkan terkontaminasi
oleh adanya mikroba
|
Sediaan tetes mata steril yang
stabil secara biologi.
|
Dberi zat antimikroba:
v Fenilmerkui
nitrat.0,002%
v Benzalkonium
klorida 0,01%
v Phenylhidragri
nitras 0,002 %
|
Benzalkonium klorida 0,01%
|
Merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk pembuatan
tetes mata steril dengan bahan aktif Neomisin sulfat
|
6.
|
Zat/sediaan dikhawatirkan terkontaminasi
oleh adanya mikroorganisme
|
Sediaan steril terhindar dari
mikroorganisme
|
Dilakukan proses sterilisasi
·
sterilisasi aseptis
·
sterilisasi akhir
|
Sterilisasi aseptis
|
Karena pada
umumnya pembuatan tetes mata steril didasarkan pada kondisi kerja aseptik
|
7
|
Penandaan berdasarkan golongan obat bermacam-macam
|
Penandaan
golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan konsumen
|
=Obat keras
=Obat bebas terbatas
=Obat bebas
|
Obat keras
|
|
IV.
FORMULASI
Formulasi
dari Fornas atau Martindale
Dalam Martindale :
R/ Neomisin
sulfat 0,5%
Larutan
Benzolkonium chlorid 0,02% v/v;
Disodium
edetate 0,05 %;
API hingga
100%
Dalam Fornas:
R/ tiap 10 ml mengandung :
Deksamethasoni
Natrii Phosphas setara dexamethasoni phosphas 10 mg
Neomycini
sulfas setara dengan neomycinum 35
mg
Benzalkonii
Chloridum 2 mg
Natrii Bisulfis
32 mg
Aqua destilata hingga
10 ml
Formulasi
Akhir
Tiap 10 ml mengandung
R/ Neomisin
sulfat 0,5%
Benzalkonium
klorida 0,01%
Natrium Edetat 0,1%
Natrium
Metabisulfit 0,1 %
NaCl 0,7384%
API
ad 10ml
V.
PERHITUNGAN dan PENIMBANGAN
V = (n x c) + 6
= ( 2 x 10,5 ) + 6
= 27 ≈ 30 ml
Tonisitas
E neomycin sulfate =
0,14
E Benzalkonium Klorida = 0,16
E Natrium Edetat = 0,23
E Na metabisulfit = 0,67
V = W x E x 111,1
=
[(0,05 x 0,14) + ( 0,001 x 0,16) + (0,01 x 0,23) + (0,01 x 0,67) x 111,1
=
0,01616 X 111,1
=
1,7954 ml
% tonisitas = 1,7954/10 ml x
0,9 % = 0,1616 % ( hipotonis )
% NaCl = 0,9 % - 0,1616
% = 0,7384 %
NaCl = 0,07384 g
Rumus lain Tonisitas
% Tonisitas = [( 0,5 x 0,14) +
(0,01 x 0,16 ) + ( 0,1 x 0,23 ) + ( 0,1 x 0,67 )]
= 0,07 +
0,0016 + 0,023 + 0,067
= 0,1616 (
Hipotonis )
% NaCl = 0,9 % - 0,1616 %
= 0,7384 %
NaCl = 0,07384 gr
Penimbangan Bahan – Bahan
- Neomycin sulfat = 0,05 g x 30 ml = 1,5 gram
- Benzalkonium Klorida = 0,001 g x 30 ml = 0,03 gram
- Natrium Edetat = 0,01 g x 30 ml =
0,3 gram
- Na metabisulfit =
0,01 g x 30 ml = 0,3 gram
- NaCl ad isotonis = 0,07384 g x 30 ml = 2,2152 gram
-
Aqua pro injeksi ad 30 ml
VI.
ALAT DAN CARA STERILISASI
Nama Alat
|
Banyak
|
Waktu
|
Cara Sterilisasi
|
Spatel
|
1
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Pinset
logam
|
1
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Batang
pengaduk gelas
|
1
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Erlenmeyer
|
2
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Cawan
penguap
|
3
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Kaca
arloji
|
2
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Gelas
ukur
|
2
|
30 menit
|
Autoklaf
( 115°C -116°C )
|
Pipet
tetes tanpa karet
|
2
|
30 menit
|
Autoklaf
(115oC-1160C)
|
Karet
pipet
|
2
|
30 menit
|
Rebus
|
Kertas
saring
|
2
|
30 menit
|
Autoklaf
|
Bekerglass
|
2
|
30 menit
|
0ven 170°C
|
Wadah
botol
|
2
|
10 menit
|
Autoklaf
(1150C-116C)C)
|
Corong
|
1
|
30 menit
|
Autoklaf
(1150C-116C)C)
|
VII.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang hendak digunakan
2.
Menyiapkan Aqua Pro Injeksi bebas O2 ( Catatan
: Dilakukan pada White Area )
3.
Melakukan Sterilisasi
aseptis dimana alat-alat
yang akan digunakan
disterilkan didalam autoklaf dan oven selama 30 menit.
Catatan: Sebelum
dimasukkan ke dalam
autoklaf atau oven,
terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
4.
Menimbang
masing-masing bahan dengan neraca timbangan dengan tepat sesuai jumlah yang
diperlukan, kemudian menampungnya
dengan kaca arloji
yang sebelumnya telah disterilkan secara aseptis.
5.
Melarutkan bahan
aktif dan zat
tambahan, yaitu neomycin
sulfate, Natrium Edetat, dan Na
metabisulfit dengan Aqua pro injeksi scukupnya sampai larut.
6.
Setelah larut
homogen, tambahkan NaCl dan
pengawet Benzalkonium Klorida kemudian
mengecek pH-nya.
7.
Menyaring larutan
tersebut dengan kertas
saring yang telah
dijenuhkan dengan Aqua pro
injeksi sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam gelas ukur.
8.
Menambahkan
Aqua pro injeksi sampai volume tercapai 30 ml
9.
Memipet
10 ml larutan kemudian memasukannya ke
dalam botol berpipet yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata.
10. Memberi etiket
VIII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan larutan
steril sediaan obat tetes mata
dengan bahan aktif neomisin
sulfat. Digunakan bentuk garam dari neomisin
ini, agar dapat mudah larut dalam pembawa air. Obat tetes mata sebaiknya
dalam bentuk larutan agar dapat dengan mudah
berpenetrasi dan bercampur
dengan cairan lakrimal mata. Neomisin sulfat sendiri
bersifat bakterisid dengan menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom
dalam sel. Secara
topikal digunakan untuk
konjungtivitis dan otitis media.
Penggunaan sebagai antibiotik
pada infeksi mata biasanya
0.35 % - 0.5 %. Sedangkan pada sediaan kali ini dibuat
neomicin sulfat 0,5%.
Pada formulasi digunakan beberapa bahan tambahan selain pelarut aqua pro injeksi. Bahan-bahan tersebut
adalah benzalkonium klorida,
natrium metabisulfit, natrium
edetat, dan NaCl. Karena komponen
terbesar dari sediaan adalah air dan
obat tetes mata dibuat
dalam volume yang
agak banyak yaitu
10 ml sehingga pemakaiannya berulang-ulang, maka
pengawet sangat diperlukan.
Benzalkonium klorida adalah pengawet yang paling umum digunakan untuk sediaan
obat mata karena aman, stabilitas pada rentang yang luas dan keefektifannya
sebagai anti mikroba. Selain itu, ditambahkan
pula natrium metabisufit untuk
mencegah oksidasi . Sodium metabisulfit bekerja efektif pada
rentang pH yang diinginkan dalam sediaan
ini yatu 6-7.
Cairan mata memiliki
rentang pH yang
luas, namun untuk
lebih baik lagi apabila sediaan
memiliki pH netral. Diharapkan
bahan tersebut dapat
mempertahankan pH sediaan
selama disimpan hingga
sediaan tidak digunakan lagi.
Sediaan tetes mata
juga harus isotonis
dengan cairan air
mata. Setelah dihitung
keekivalensian tiap bahan terhadap NaCl 0,9 % sebagai patokan larutan yang isotonis, maka
dalam formulasi harus
ditambahkan 2,2152 gram
NaCl.
Proses sterilisasi sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan keadaan yang steril, bebas dari mikroorganisme. Proses
sterilisasi yang dilakukan seharusnya filtrasi tapi karena alat untuk melakukan
filtrasi maka kami mendapatkan dispensasi untuk melakukan sterilisasi dengan
cara aseptis.
Pada proses sterilisasi yang kami strerilkan hanya alat – alat yang
digunakan karena bahan – bahan (khususny zat aktif) tidak tahan terhadap
pemanasn sehingga kami mendapatkan dispensasi.
Pertama-tama dibuat API
bebas O2 dengan cara aquadest didihkan selama 40 menit. Lalu ditimbang
zat aktif dan
zat tambahan. Kemudian larutkan neomisin sulfat
dengan Aqua pro
injeksi, lalu bilas kaca arloji bekas neomisin sulfat
dengan Aqua pro
injeksi. Pada praktikum kali ini neomisin tidak mudah larut dalam Aqua
pro injeksi, hal ini disebabkan karena neomisin yang sudah terlalu lama
disimpan dan rusak. Kemudian dimasukkan Na metabisulfit dan natrium edetat,
lalu bilas wadahnya dengan Aqua pro
injeksi. Lalu larutkan
Benzalkonium klorida, lalu bilas dengan
Aqua pro injeksi. Setelah itu dituangkan aqua pro
injeksi secukupnya untuk
membasahi kertas saring lipat yang akan
digunakan.
Lalu larutan zat dituangkan ke dalam gelas ukur, dan
di tambahkan dengan API sampai 30 ml dan diaduk. Kemudian larutan
disaring dan dilakukan
pengecekan pH. pH yang didapat
yaitu 5, kemudian ditambahkan dengan NaOH 7 tetes sehingga pH akhir menjadi 7. Setelah sediaan
jadi, diperoleh larutan yang bening. Sediaan dimasukkan ke dalam
wadah dan kemudian diberi etiket.
IX.
KESIMPULAN
à Formulasi
akhir
Bahan aktif : Neomisin Sulfat
Zat tambahan : Benzalkonium Klorida
Natrium Edeta
Natrium
metabisulfit
NaCl
API
bebas O2
à Sedían akhir dari Obat tetes mata yang
dihasilkan sediaan antara lain:
§ Berwarna bening, jernih
§ Dilihat dengan kasat mata tidak ada
partikel yang melayang
§ Zat
aktif kurang larut sempurna di dalam
larutan (air)
§ pH yang dihasilkan 7
·
Sterilisasi
yang dilakukan secara aseptis
DAFTAR PUSTAKA
v Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Jakarta : UI-Press
v Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
v Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
v Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994.
Handbook of Pharmaceutical excipients
28th edition. London : The Pharmaceutical Press
v Department
of Pharmaceutical Sciences. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-eight
edition. 1982. London : The Pharmaceutical Press
v Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat.
2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
izin coppas kk, bwt tgs.. ^_^
BalasHapustrmksh..
Roy, Kediri