Selasa, 10 April 2012

pembuatan shampo


Pembuatan Shampoo
I.                    Tujuan                         : mengetahui cara pembuatan shampoo dan tekhnik evaluasinya
II.                  Landasan Teori
Shampo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut dan kulit kepala yang terbuat dari campuran bahan ± bahan alami ( tumbuhan ) atau zat-zat kimia. Pengertian lain dari sampo yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan.
Sebelum adanya shampoo, orang biasanya digunakan sabun untuk perawatan pribadi. Namun, sabun memiliki kelemahan yang berbeda menjadi mengiritasi mata dan tidak sesuai dengan air keras, yang membuatnya meninggalkan lapisan tipis kusam yang tampak pada rambut. Pada awal 1930-an, berbagai shampo deterjen sintetis pertama diperkenalkan, meskipun masih memiliki beberapa kelemahan. Tahun 1960 membawa teknologi deterjen yang kita gunakan hari ini.
Tujuan menggunakan sampo adalah untuk membersihkan kepala dan rambut; menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut; serta untuk mencapai hasil yang baik dalam perawatan.
       
Banyak orang yang rambutnya terganggu oleh ketombe. Ketombe dapat tumbuh pada semua jenis kulit kepala. Pada kulit kepala akan terlihat sisik-sisk berwarna putih disebut ketombe kering atau berwarna kuning pucat disebut ketombe basah.

Penyebab ketombe kering :
a.       Pembentukan lapisan tanuk yang terlalu cepat
b.      Pembilasan setelah pencucian rambut yang kurang bersih,
c.       Debu yang melekat
d.      Peredaran darah yang kurang lancar dibagian kepala,
e.      Jamur

                Pencegahannya dengan menggunakan sampo khusus dan tonik antiketombe disertai creambath setiap dua minggu sekali.
               
Penyebab ketombe basah:
a.       Produksi lemak yang berlebihan
b.      Pembuatan lapisan tanduk yang terlalu cepat, mengelupas dan bercampur lemak.
               Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua sampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga sampo  kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air. Sampo kering  ini  selain  digunakan  oleh  manusia,  lebih  umum  digunakan  untuk  binatang  peliharaan seperti  kucing  yang  tidak menyukai  bersentuhan  dengan  air  ataupun  anjing. Beberapa  industri yang  memproduksi  sampo  atau  perawatan  rambut  umumnya  juga  mengeluarkan  produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah pengguna sampo menata kembali rambutnya.
Formulasi  untuk  sampo  harus  mengandung  bahan-bahan  yang  berfungsi  sebagai surfaktan, foaming agent dan stabilizer, opacifier, hydrotopes, viscosity modifier, dan pengawet. Bahan-bahan  dalam  sampo  harus  aman  dan  mudah  terdegradasi  sebagaimana  kosmetik perawatan  tubuh  lain.  Setiap  bahan  harus memilki  fungsi  dan  peran  yang  spesifik.
III.                Praformulasi Bahan

v  Ekstrak jeruk nipis
Nama T. Asal               : Citrus aurantifolia Swingle
Familia                                    : Rutaceae
Organoleptis  
            Bentuk             : bulat dengan permukaan yang licin
            Warna             : hijau kekuningan (kalau sudah tua)
            Bau                  : aromatis
            Rasa                : asam hingga manis
Kandungan zat kimia  : asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan Vit. C
Kegunaan                    :membantu mencegah rambut rontok, ketombe, membantu menyuburkan         rambut yang ideal.

v  Asam stearat
Struktur kimia             :


Rumus kimia               : C18H36O2
Nama kimia                : Octadecanoic acid [57-11-4]
Berat molekul             : 284.47
Organoleptis                   
            - bentuk           : kristal padat
            - warna            : putih atau sedikit kekuningan
            - bau                : lemah
            - rasa               : seperti lemak
Titik leleh                    : 69.6 °C
Tiktik didih                  : 361 °C
Kelarutan                    :Sangat larut dalam benzena, karbon tetraklorida,kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilena glikol praktis tidak larut dalam air.
Kestabilan                   :Asam stearat merupakan bahan yang stabil antioksidan mungkin juga ditambahkan ke dalamnya. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
OTT                             :Inkompatibel dengan hidroksida logam dan agen pengoksidasi,jika sediaan dalam bentuk krim akan memberikan dampak pengeringan jika dicampur dengan zink dan garam kalsium serta inkompatibel dengan obat Naproxen
Indikasi                        : Emulsifying agent  solubilizing agent penstabil busa
Dosis                            : Untuk krim 1-20%

v  Natrium Hidroksida
Rumus                         : NaOH
BM                              : 40
Organoleptis               :
·         Bentuk    : batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur
·         Warna    : putih
                                   
Kelarutan                    :
Stabilitas dan Penyimpanan:
Natrium hidroksida harus disimpan pada tempat yang kedap udara nonmetalik, pada tempat yang dingin, temapat kering.
Inkompatibilitas          :
Natrium hidroksida inkompatibel dengan setiap senyawa yang mudah mengalami hidrolisis dan oksidasi
Kegunaan                    : Alkalizing agent, buffering agent

v  Natrium Lauril Sulfat
Natrium Lauril Sulfat adalah campuran garam natrium dari senyawa normal alkil sulfat primer, terutama terdiri dari natrium dodekil sulfat. Mengandung tidak kurang dari 5% natrium alkil sulfat, dihitung sebagai C12H25OSO3Na.
Pemerian                                   : Serbuk atau hablur,
Warna                                       : Putih atau kuning pucat
Bau                                          : Lemah dan khas
kelarutan                                  :Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut, larut sebagian dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Sinonim                                   :Dodecyl sodium sulfate, Elfan 240 sodium dodecyl sulfate sodium laurilsulfate sodium monododecyl sulfate sodium monolauryl sulfate Texapon K12P.Nama kimia dan nomor CAS: Sulfuric acid monododecyl ester sodium salt [151-21-3]
Formula empiris                     : C12H25NaO4S
BM                                          : 288.38
Titik leleh                                : 204-207 0C
Formula struktur                     :


Khasiat                                    :Surfaktan anionic (pembentukan basis emulsi sendiri dengan alcohol lemak 0.5-2.5 %), detergent (10%) , zat pengemulsi, penetran kulit, lubrikan tablet dan kapsul, zat pembasah (1 – 2 %)

Deskripsi                                 :Sodium lauril sulfat terdiri dari putih atau krim ​​pucat untuk
kristal kuning , serpih, atau bubuk yang memiliki nuansa halus,
sabun rasa pahit, dan zat lemak bau samar.

Stabilitas                                 :Stabil di dalam kondisi penyimpanan normal, dalam larutan dibawah kondisi ekstrim mempunyai pH 2.5 atau bawah.

Inkompatibilitas                      :Bereaksi dengan surfaktan kationik menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan konsentrasi terlalu rendah yang menyebabkan presipitasi.

Keamanan                               :Penggunaanya luas dibidang kosmetik dan formulasi farmasetikal oral dan topical



IV.               Formula yang Digunakan
R/        Ekstrak jeruk nipis…………………………………………5%
                        Na lauril sulfat………………………………………………20%
                        Asam stearat………………….…………………………….7%
                        NaOH……………………………………………………………0,5%
                        Aquadest …………………………………………………… ad 100%
                        m.f shampoo 50 ml
IV.        Alat dan Bahan
Alat
                     ·            Pisau/Cutter
                     ·            Timbangan
                     ·            Beker glass
                     ·            Batang pengaduk
                     ·            Hot plate
                     ·            Pipet tetes
                     ·            Botol
                     ·            cawan
Bahan
                     ·            Jeruk Nipis
                     ·            Na lauril sulfat
                     ·            NaOH
                     ·            Asam stearat
                     ·            Aquadest



V.                 Penimbangan
Untuk 50 ml shampo
·         Sari jeruk nipis                        =           x 50           = 2,5
·         Na lauril sulfat                        =           x 50           = 10 g
·         Asam stearat                           =           x 50           = 3,5 g
·        
+
 
NaOH                                                   =          X 50           = 0,25 g
                                                     16,25
·         Aquades                                  =           x 50          = 33,75 à       ad 50 ml

VI.               Prosedur Kerja
1.      Siapkan semua alat yang akan digunakan
2.      Siapkan bahan-bahan dan timbang sesuai yang dibutuhkan
3.      Mengkalibrasi botol ad 50 ml
4.      Larutkan NaOH dalam air dan panaskan hingga suhu 750C (M1)
5.      Tambahkan Asam stearat dan Na lauril sulfat pada M1 dan panaskan pada suhu 600C
6.      Tambahkan sisa air dan aduk hingga dingin
7.      Tambahkan ekstrak jeruk nipis
8.      Aduk hingga homogen
9.      Diberi 1 tetes parfum lemon oil
10.  Diaduk hingga homogen
11.  Dievaluasi
12.  Masukkan sedian ke dalam wadah
13.  Beri etiket dengan data yang lengkap




VII.    







 II.           Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan
Keterangan






Bahan ditimbang






Pembuatan ekstrak jeruk nipis,dengan cara jeruk nipis diperas dan disaring







NaOH dan aduadest dilebur pada suhu 750C








Suhu diukur 750C untuk menjaga kestabilan temperatur pada saat peleburan

Na lauril sulfat dan asam  stearat ditambahkan pada NaOH yang telah dilebur bersama aquades,kemudian suhu diturunkan sampai 600C sambil dilakukan pengadukan



Sediaan yang telah menjadi krim sebelum ditambahkan ekstrak jeruk nipis



Sediaan setelah ditambah esktrak jeruk nipis


IX.                Hasil Evaluasi
v  Organoleptis : warna : putih
  Bau    : lemon ( jeruk nipis)
v  Dapat menimbulkan busa
v  Dapat dicuci dengan mudah

X.                  Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kami membuat sediaan Shampo yang berasal dari ektrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia).sediaan shampo Citrus_Nature dibuat dengan tujuan untuk membantu mencegah rambut rontok, menghilangkan ketombe. Adapun bahan-bahan lain yang digunakan adalah asam stearat, natrium hidroksida, natrium lauril sulfat, ditambah dengan aquades.
Jeruk nipis banyak digunakan dalam bidang kosmetik selain sebagai obat tradisional. Dalam hal ini Air perasan jeruk nipis yang berasa asam bisa membantu mencegah rambut rontok, ketombe dan dapat membantu menyuburkan rambut yang ideal.selain itu bahan eksipien seperti asam stearat berguna sebagai zat pengemulsi bagi shampo, sedangkan natrium lauril silfat bisa berfungsi sebgai surfaktan anionik (menurunkan tegangan permukaan) maupun sebagai detergen (dikarenakan ada Na yang terikat dengan O2 sehingga menghasilkan busa saat terikat dengan molekul air.
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan. Pertama, semua bahan dtimbang (na lauril sebanyak 10 g, NaOH sebanyak 0,25 g, jeruk nipis 25 g, as stearat sebanyak 3,5 g, dan sisanya air sebanyak 83,75 ml).kedua, jeruk nipis diperas kemudian disaring sehingga menghasilkan ektrak jeruk nipis.ketiga, air dipanaskan, lalu NaOH yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam cawan lalu ditambah sedikit air dan diaduk hingga larut, lalu dipanaskan diatas penangas air pada suhu ± 750C (dalam hal ini NaOH setelah ditimbang harus segera dilebur, hal ini dikarenakan jika NaOH dibiarkan terlalu lama maka NaOH akan segera melebur pada suhu kamar) (cawan M1). Keempat, Natrium lauril sulfat ditambahkan kedalam cawan M1 perlahan-lahan sambil diaduk satu arah dengan kecepatan konstan. Kendala yang kami temukan dalam peleburan natrium lauril sulfat adalah memerlukan waktu yang relatif lama sehingga dan terbentuk busa sehingga tidak bisa teramati apakah telah melebur sempurna atau tidak. Kemudian kami menambahkan asam sterat yang masih dalam bentuk serbuk sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga terbentu massa seperti krim. Hasilnya ternyata krim tersebut masih terdapat sedikit gumpalan na lauril sulfat yang belum melebur sempurna. Setelah dingin kami tambahkan ekstrak jeruk nipis ( 2,5 ml ), diaduk sampai homogen. Dan terakhir ditambahkan parfum lemon oil 1 tetes.
Hasil evaluasi dari sediaan shampo yang kami buat diantaranya organoleptis yang meliputi warna putih, beraroma lemon (jeruk nipis). Kemampuan membentuk busa baik dan dapat dicuci dengan mudah. Mempunyai ph 6

XI.                Kesimpulan
1.      Shampo yang dihasilkan berbentuk krim
2.      Na lauril sulfat dilarutkan pada suhu 60-700 C dan diaduk satu arah dengan cepat
3.      Sediaan shampo berwarna putih beraroma lemon
4.      Mempunyai ph 6
XII.              Daftar Pustaka
 C. Rowe, Raymond, Paul J. Sheskey and Sian C. Owen. 2006. Handbook of pharmaceutical exsipients, 5th edition. USA : Pharmaceutical press and American Pharmacists Association
Kumar,  Ashok., Mali,  Rakesh  Roshan.,  2010,  EVALUATION  OF  PREPARED  SHAMPOO FORMULATIONS  AND  TO  COMPARE  FORMULATED  SHAMPOO  WITH  MARKETED SHAMPOOS,  International  Journal of Pharmaceutical Sciences Review  and Research, Volume 3, Issue 1, July – August 2010; Article 025.
Mottram,  F.J.,  Lees, C.E.,  2000, Hair  Sampoos  in  Poucher's  Perfumes, Cosmetics  and  Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in Great Britain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar