Pembuatan Shampoo
I.
Tujuan : mengetahui cara pembuatan shampoo dan
tekhnik evaluasinya
II.
Landasan
Teori
Shampo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut
dan kulit kepala yang terbuat dari campuran bahan ± bahan alami ( tumbuhan )
atau zat-zat kimia. Pengertian lain dari sampo yaitu sediaan yang mengandung
surfaktan dalam bentuk yang cocok berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak
yang melekat pada rambut dan kulit kepala tidak membahayakan rambut, kulit
kepala, dan kesehatan.
Sebelum adanya
shampoo, orang biasanya digunakan sabun untuk perawatan pribadi. Namun, sabun
memiliki kelemahan yang berbeda menjadi mengiritasi mata dan tidak sesuai
dengan air keras, yang membuatnya meninggalkan lapisan tipis kusam yang tampak
pada rambut. Pada awal 1930-an, berbagai shampo deterjen sintetis pertama
diperkenalkan, meskipun masih memiliki beberapa kelemahan. Tahun 1960 membawa
teknologi deterjen yang kita gunakan hari ini.
Tujuan menggunakan sampo adalah untuk
membersihkan kepala dan rambut; menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut;
serta untuk mencapai hasil yang baik dalam perawatan.
Banyak orang yang rambutnya terganggu oleh
ketombe. Ketombe dapat tumbuh pada semua jenis kulit kepala. Pada kulit kepala
akan terlihat sisik-sisk berwarna putih disebut ketombe kering atau berwarna
kuning pucat disebut ketombe basah.
Penyebab ketombe kering :
a. Pembentukan
lapisan tanuk yang terlalu cepat
b. Pembilasan setelah
pencucian rambut yang kurang bersih,
c. Debu yang
melekat
d. Peredaran darah yang
kurang lancar dibagian kepala,
e. Jamur
Pencegahannya dengan menggunakan sampo khusus dan tonik antiketombe disertai
creambath setiap dua minggu sekali.
Penyebab ketombe basah:
a. Produksi lemak
yang berlebihan
b. Pembuatan lapisan
tanduk yang terlalu cepat, mengelupas dan bercampur lemak.
Sampo
pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk
melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan
membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua sampo berupa cairan atau
digunakan dengan campuran air, ada juga sampo
kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air. Sampo kering ini
selain digunakan oleh
manusia, lebih umum
digunakan untuk binatang
peliharaan seperti kucing yang
tidak menyukai bersentuhan dengan
air ataupun anjing. Beberapa industri yang
memproduksi sampo atau
perawatan rambut umumnya
juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk
mempermudah pengguna sampo menata kembali rambutnya.
Formulasi untuk sampo harus
mengandung bahan-bahan yang
berfungsi sebagai surfaktan,
foaming agent dan stabilizer, opacifier, hydrotopes, viscosity modifier, dan
pengawet. Bahan-bahan dalam sampo
harus aman dan
mudah terdegradasi sebagaimana
kosmetik perawatan tubuh lain.
Setiap bahan harus memilki
fungsi dan peran
yang spesifik.
III.
Praformulasi
Bahan
v Ekstrak jeruk nipis
Nama T. Asal : Citrus
aurantifolia Swingle
Familia :
Rutaceae
Organoleptis
Bentuk : bulat dengan permukaan yang licin
Warna : hijau kekuningan (kalau sudah
tua)
Bau : aromatis
Rasa : asam hingga manis
Kandungan zat kimia : asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon
kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar,
glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan
Vit. C
Kegunaan :membantu mencegah rambut
rontok, ketombe, membantu menyuburkan
rambut yang ideal.
v Asam stearat
Struktur kimia :
Rumus
kimia : C18H36O2
Nama
kimia : Octadecanoic acid
[57-11-4]
Berat
molekul : 284.47
Organoleptis
- bentuk : kristal padat
- warna : putih atau sedikit kekuningan
- bau : lemah
- rasa : seperti lemak
Titik leleh :
69.6 °C
Tiktik
didih : 361 °C
Kelarutan :Sangat
larut dalam benzena, karbon tetraklorida,kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%),
heksana, dan propilena glikol praktis tidak larut dalam air.
Kestabilan :Asam
stearat merupakan bahan yang stabil antioksidan mungkin
juga ditambahkan ke dalamnya. Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
OTT :Inkompatibel
dengan hidroksida logam dan agen pengoksidasi,jika sediaan dalam bentuk krim
akan memberikan dampak pengeringan jika dicampur dengan zink dan garam kalsium
serta inkompatibel dengan obat Naproxen
Indikasi :
Emulsifying agent solubilizing agent
penstabil busa
Dosis
:
Untuk krim 1-20%
v Natrium Hidroksida
Rumus
: NaOH
BM :
40
Organoleptis
:
·
Bentuk : batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh
dan menunjukkan susunan hablur
·
Warna : putih
Kelarutan
:
Stabilitas
dan Penyimpanan:
Natrium hidroksida harus disimpan pada tempat yang kedap udara
nonmetalik, pada tempat yang dingin, temapat kering.
Inkompatibilitas :
Natrium hidroksida inkompatibel dengan setiap senyawa yang mudah
mengalami hidrolisis dan oksidasi
Kegunaan
: Alkalizing agent,
buffering agent
v Natrium Lauril Sulfat
Natrium Lauril Sulfat adalah campuran garam
natrium dari senyawa normal alkil sulfat primer, terutama terdiri dari natrium
dodekil sulfat. Mengandung tidak kurang dari 5% natrium alkil sulfat, dihitung
sebagai C12H25OSO3Na.
Pemerian : Serbuk
atau hablur,
Warna : Putih
atau kuning pucat
Bau :
Lemah dan khas
kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, larutan
berkabut, larut sebagian dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter
Sinonim :Dodecyl sodium sulfate, Elfan 240
sodium dodecyl sulfate sodium laurilsulfate sodium monododecyl sulfate sodium
monolauryl sulfate Texapon K12P.Nama kimia dan nomor CAS: Sulfuric acid
monododecyl ester sodium salt [151-21-3]
Formula empiris : C12H25NaO4S
BM :
288.38
Titik leleh :
204-207 0C
Formula struktur :
Khasiat :Surfaktan anionic (pembentukan
basis emulsi sendiri dengan alcohol lemak 0.5-2.5 %), detergent (10%) , zat
pengemulsi, penetran kulit, lubrikan tablet dan kapsul, zat pembasah (1 – 2 %)
Deskripsi :Sodium
lauril sulfat terdiri dari putih atau krim pucat untuk
kristal kuning , serpih, atau bubuk yang memiliki nuansa halus,
sabun rasa pahit, dan zat lemak bau samar.
kristal kuning , serpih, atau bubuk yang memiliki nuansa halus,
sabun rasa pahit, dan zat lemak bau samar.
Stabilitas :Stabil di dalam kondisi penyimpanan
normal, dalam larutan dibawah kondisi ekstrim mempunyai pH 2.5 atau bawah.
Inkompatibilitas :Bereaksi dengan surfaktan
kationik menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan konsentrasi terlalu rendah yang
menyebabkan presipitasi.
Keamanan :Penggunaanya luas dibidang kosmetik
dan formulasi farmasetikal oral dan topical
IV.
Formula
yang Digunakan
R/ Ekstrak jeruk
nipis…………………………………………5%
Na
lauril sulfat………………………………………………20%
Asam
stearat………………….…………………………….7%
NaOH……………………………………………………………0,5%
Aquadest
…………………………………………………… ad 100%
m.f
shampoo 50 ml
IV.
Alat dan Bahan
Alat
·
Pisau/Cutter
·
Timbangan
·
Beker glass
·
Batang pengaduk
·
Hot plate
·
Pipet tetes
·
Botol
·
cawan
Bahan
·
Jeruk Nipis
·
Na lauril sulfat
·
NaOH
·
Asam stearat
·
Aquadest
V.
Penimbangan
Untuk 50 ml shampo
·
Sari jeruk nipis = x 50 = 2,5
·
Na lauril sulfat = x 50 = 10 g
·
Asam stearat = x 50 = 3,5 g
·
|
16,25
·
Aquades = x 50 =
33,75 à
ad
50 ml
VI.
Prosedur Kerja
1.
Siapkan semua alat yang akan
digunakan
2.
Siapkan bahan-bahan dan
timbang sesuai yang dibutuhkan
3.
Mengkalibrasi botol ad 50 ml
4. Larutkan NaOH dalam air dan panaskan hingga suhu 750C
(M1)
5. Tambahkan Asam stearat dan Na lauril sulfat pada M1 dan panaskan pada suhu 600C
6.
Tambahkan sisa air dan aduk
hingga dingin
7.
Tambahkan ekstrak jeruk nipis
8.
Aduk hingga homogen
9.
Diberi 1 tetes parfum lemon
oil
10. Diaduk hingga homogen
11. Dievaluasi
12. Masukkan sedian ke dalam wadah
13. Beri etiket dengan data yang lengkap
VII.
Hasil
pengamatan
|
Keterangan
|
|
Bahan ditimbang
|
|
Pembuatan ekstrak jeruk nipis,dengan cara
jeruk nipis diperas dan disaring
|
|
NaOH dan aduadest dilebur pada suhu 750C
|
|
Suhu diukur 750C untuk menjaga
kestabilan temperatur pada saat peleburan
|
|
Na lauril sulfat dan asam stearat ditambahkan pada NaOH yang telah
dilebur bersama aquades,kemudian suhu diturunkan sampai 600C
sambil dilakukan pengadukan
|
|
Sediaan yang telah menjadi krim sebelum
ditambahkan ekstrak jeruk nipis
|
|
Sediaan setelah ditambah esktrak jeruk nipis
|
IX.
Hasil Evaluasi
v Organoleptis : warna : putih
Bau : lemon ( jeruk nipis)
v Dapat menimbulkan busa
v Dapat dicuci dengan mudah
X.
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kami membuat sediaan
Shampo yang berasal dari ektrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia).sediaan shampo Citrus_Nature dibuat dengan
tujuan untuk membantu mencegah rambut rontok, menghilangkan ketombe. Adapun
bahan-bahan lain yang digunakan adalah asam stearat, natrium hidroksida,
natrium lauril sulfat, ditambah dengan aquades.
Jeruk nipis banyak digunakan dalam bidang kosmetik
selain sebagai obat tradisional. Dalam hal ini Air perasan jeruk nipis yang
berasa asam bisa membantu mencegah rambut rontok, ketombe dan dapat membantu
menyuburkan rambut yang ideal.selain itu bahan eksipien seperti asam stearat
berguna sebagai zat pengemulsi bagi shampo, sedangkan natrium lauril silfat
bisa berfungsi sebgai surfaktan anionik (menurunkan tegangan permukaan) maupun
sebagai detergen (dikarenakan ada Na yang terikat dengan O2 sehingga
menghasilkan busa saat terikat dengan molekul air.
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan. Pertama, semua bahan dtimbang (na
lauril sebanyak 10 g, NaOH sebanyak 0,25 g, jeruk nipis 25 g, as stearat
sebanyak 3,5 g, dan sisanya air sebanyak 83,75 ml).kedua, jeruk nipis diperas kemudian
disaring sehingga menghasilkan ektrak jeruk nipis.ketiga, air dipanaskan, lalu
NaOH yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam cawan lalu ditambah sedikit air
dan diaduk hingga larut, lalu dipanaskan diatas penangas air pada suhu ± 750C
(dalam hal ini NaOH setelah ditimbang harus segera dilebur, hal ini dikarenakan
jika NaOH dibiarkan terlalu lama maka NaOH akan segera melebur pada suhu kamar)
(cawan M1). Keempat, Natrium lauril sulfat ditambahkan kedalam cawan M1
perlahan-lahan sambil diaduk satu arah dengan kecepatan konstan. Kendala yang
kami temukan dalam peleburan natrium lauril sulfat adalah memerlukan waktu yang
relatif lama sehingga dan terbentuk busa sehingga tidak bisa teramati apakah
telah melebur sempurna atau tidak. Kemudian kami menambahkan asam sterat yang
masih dalam bentuk serbuk sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga
terbentu massa seperti krim. Hasilnya ternyata krim tersebut masih terdapat
sedikit gumpalan na lauril sulfat yang belum melebur sempurna. Setelah dingin
kami tambahkan ekstrak jeruk nipis ( 2,5 ml ), diaduk sampai homogen. Dan
terakhir ditambahkan parfum lemon oil 1 tetes.
Hasil evaluasi dari sediaan shampo yang kami buat
diantaranya organoleptis yang meliputi warna putih, beraroma lemon (jeruk nipis).
Kemampuan membentuk busa baik dan dapat dicuci dengan mudah. Mempunyai ph 6
XI.
Kesimpulan
1. Shampo yang dihasilkan berbentuk krim
2. Na lauril sulfat dilarutkan pada suhu 60-700 C dan diaduk satu
arah dengan cepat
3. Sediaan shampo berwarna putih beraroma lemon
4. Mempunyai ph 6
XII.
Daftar Pustaka
C.
Rowe, Raymond, Paul J. Sheskey and Sian C. Owen. 2006. Handbook of pharmaceutical exsipients, 5th edition. USA
: Pharmaceutical press and American
Pharmacists Association
Kumar, Ashok., Mali,
Rakesh Roshan., 2010,
EVALUATION OF PREPARED
SHAMPOO FORMULATIONS AND TO
COMPARE FORMULATED SHAMPOO
WITH MARKETED SHAMPOOS, International
Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, Volume 3, Issue 1, July – August
2010; Article 025.
Mottram, F.J.,
Lees, C.E., 2000, Hair Sampoos
in Poucher's Perfumes, Cosmetics and
Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in
Great Britain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar