Jumat, 18 Mei 2012

perasaan

apakah ini yang dinamakan "witing tresno jalaran soko kulino", ataukah perasaan ini hanya sesaat untuk mengisi kekosongan. tapi yang jelas sudah tumbuh perasaan yang tak biasa. aku merasa bahwa ini sudah tersimpan lama, entah kenapa baru sekarang menyadarinya. dan sekarang pula aku ingin bersamanya.
selalu ada perasaan senang saat melihatnya, apalagi saat terima sms darinya.

Minggu, 13 Mei 2012

Infus Manitol


PRAFORMULASI INFUS MANITOL

I.            TINJAUAN PUSTAKA ZAT AKTIF

Manitol
Sinonim
Cordycepic acid; C*PharmMannidex; E421; manna sugar;
D-mannite; mannite; Mannogem; Pearlitol
Nama Kimia   
D-Mannitol
struktur
Rumus molekul
C6H14O6
Bobot Molekul
182.17
Organoleptis
Bentuk:serbuk hablur
Warna:putih
Bau :tidak berbau      
Rasa:rasa manis
Kelarutan

Mudah larut dalam air, larut dalm lar.basah, sukar larut dalam piridina, sangat sukar larut dalam ethanol, praktis tidak larut dalam eter
Penyimpanan

Dalam wadah yang tertutup
Khasiat dan penggunaan
diuretikum
Jarak lebur
165˚ - 169˚ c
Ph
4,5 – 7,0

dosis
diagnostikum, iv, 200 mg per kg berat badan sebagai larutan 15 % sampai 25%, dalam waktu 3 sampai 5 menit. Diuretikum, infusi, sehari 50 g sampai 100 g sebagai larutan 5 % sampai 20% dengan kecepatan 30 ml sampai 50 ml per jam







II.            Data Zat Tambahan
Aquadest
Organoleptis

Bentuk          : Larutan
Warna          : Jernih
Bau               : Tidak berbau
Rasa             : Tidak berasa
 Khasiat         : sebagai pelarut dalam injeksi

Sterilisasi
Kalor basah (autoklaf)
Cara pembuatan
didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit, dinginkan

Kestabilan
stabil dalam setiap keadaan ( es, cairan, uap panas)
Kegunaan                                                                                                  sebagai pembawa dan pelarut
Sterilisasi                                                                     autoklaf dan filtrasi

Karbon Aktif
Pemerian

Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Fungsi
Adsorbsi pirogen
Konsentrasi yang digunakan

0,1%
Stabilitas dan penyimpanan
Dapat mengadsrbsi air. Sebaiknya disimpan dalamwadah tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering

Inkompatibilitas
Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat sepertiloperamid dan riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi dapat dinaikkan




III.            Rancangan Formulasi

R/    manitol            10 g
            API   add          200 ml

Formularium Nasional 1978 ; 180
Tiap 500 ml mengandung manitolum  25 g, aqua pro injection hingga 500 ml.
Penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal
Dosis: diagnostikum, iv, 200 mg per kg berat badan sebagai larutan 15 % sampai 25%, dalam waktu 3 sampai 5 menit. Diuretikum, infusi, sehari 50 g sampai 100 g sebagai larutan 5 % sampai 20% dengan kecepatan 30 ml sampai 50 ml per jam
Catatan :
1.      pH 4,5 – 7,0
2.      Tidak boleh mengandung bakterisida
3.      Disterilkan dengan cara sterilisasi A segera setelah dibuat
4.      Bebas pirogen
5.      Sediaan berkekuatan lain : 100g ; 125g ; 250g


FORMULA AKHIR 

R/ Manitol                   5%
     Karbo adsorbens          0,1%
      API ad                              200 ml

IV.            Penyempurnaan Praformulasi

Masalah
Diinginkan
Alternatif
Pilihan
Alasan
Zat aktif dibuat dalam sediaan infus
Zat aktif cepat mencapai efek terapeutik
Diberikan secara :
§  IM
§  IV
§  SC
§  IP
IV
Karena zat aktif dibuat sediaan infuse yang isotonis terhadap cairan tubuh
Zat aktif akan dibuat sediaan steril
Zat aktif bebas pirogen dan mikroorganisme
Dilakukan sterilisasi secara :
§  Sterilisasi akhir
§  Aseptis

Sterilisasi akhir dengan autoklaf

Karena sediaan berupa sediaan infuse dengan pembawa air dan tahan terhadap pemanasan tinggi.
Sediaan bervolume besar
Ditempatkan pada wadah yang sesuai
Ditempatkan dalam :
§  Botol infuse
§  Vial
§  ampul
Botol infuse
Karena sediaan ditujukan untuk sediaan infuse sehingga volumenya besar.
Penandaan berdasarkan golongan obat bermacam – macam.
Penandaan golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan konsumen
Oval:  KOval:
K
Karena penggunaan sediaan injeksi harus dengan resep dokter dan perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis



V.            Perhitungan
Tonisitas (Cara NaCl Fisiologis)
NaCl 0,9% yang dibutuhkan           = 0,9% X 200 ml          = 1,8
ENaCl manitol                                   = 0,18 X 10 g   = 1,8 (isotonis sehingga tidak diprlukan penambahan Nacl)

Osmolaritas (FI IV ; 1020)
Osmolaritas manitol          = 10g/200ml   = 50g/L
BM = 182,17 ; n = 1
Mos M/L     = 50/182,17 X 1 X 1000
                   = 274,46 (isotonis sehingga tidak diprlukan penambahan Nacl)

Osmolarita (M osmole/Liter)
Tonisitas
> 350
Hipertonis
329 – 350
Sedekit hipertonis
270 – 328
Isotonis
250 - 269
Sedikit hipotonis
0 - 249
Hipotonis


VI.            PENIMBANGAN BAHAN
Untuk membuat infuse 200ml perlu penambahan 10% untuk antisipasi kehilangan sediaan. Jadi volume yang akan dibuat adalah 220 ml dengan penimbangan bahan sebagai berikut:
Manitol       10g     + 10% = 11 g
Aqua ad      200ml + 10% = 220 ml

Karena pada pembuatan dilakukan depirogenasi menggunakan karbon sehingga ada kemungkinan berkurangnya konsentrasi zat aktif akibat adsorbsi karbon, sehingga untuk mengatasinya zat aktif dilebihkan 5 % pada saat penimbangan
Glukosa 11 g + 5% = 11,55 g

Untuk karbon aktif yang digunakan 0,1% X 220ml = 0,22 gr

Jadi bahan-bahan yang digunakan:
Glukosa                   11,55 g
Karbon aktif            0,22 g
API ad                     220 ml


VII.            Alat dan Sterilisasi

Nama Alat
Banyak
Waktu
Cara Sterilisasi
Spatel logam
1
30 menit
Oven 170°C
Pinset logam
1
30 menit
Oven 170°C
Batang pengaduk
1
30 menit
Oven 170°C
Erlenmeyer
2
30 menit
Oven 170°C
Kaca arloji
2
30 menit
Oven 170°C
Gelas ukur
2
30 menit
Autoklaf ( 115°C -116°C )
Corong gelas dan kertas saring
1
30 menit
Autoklaf ( 115°C -116°C )
Pipet tetes tanpa karet
1
30 menit
Autoklaf ( 115°C -116°C )
Karet pipet
1
30 menit
Rebus
Botol infuse
1
30 menit
Oven 1700C
Bekerglass
2
30 menit
Oven 170°C

VIII.            Metode Pembuatan

Metode sterilisasi : Menggunakan metode sterilisasi akhir sebab sediaan stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi akhir menggunkan autoklaf pada suhu 121oC selama15 menit.
Aqua bidest bebas pirogen
Merupakan bahan pembawa air yang dibebaskan dari pirogen dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan karbon aktif (karboadsorbens) 0,1% dari volume  total, dipanaskan pada suhu 60-70% selama 10-15 menit sambil diaduk-aduk
Prosedur pembuatan infuse
*      Tuang API sedikit pada gelas beaker yang sudah dikalibrasi
*      Timbang  manitol  menggunakan spatel dan kaca arloji dan masukkan ke dalam gelas piala yang telah dikalibrasi
*      Tuangkan API untuk melarutkan manitol dan membilas kaca arloji. Dan di add dengan API bebas O2 sampai tanda batas. Gerus karbon aktif dan timbang sejumlah 0,1% b/v dan masukkan ke dalam gelas piala.
*      Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan sisipi dengan batang pengaduk
*      Panaskan larutan diatas penangas pada suhu 60-70 o C selama 15 menit sambil sesekali diaduk, cek suhu dengan thermometer, lakukan diluar lemari steril.
*      Lipat kertas saring rangkap 2, basahi dengan air bebas pirogen, air ditampung di erlemeyer lain.
*      Kertas saring dan corong dipindahkan ke dalam labu Erlemeyer steril bebas pirogen.
*      Saring larutan hangat-hangat  ke dalam Erlemeyer.
*      Pindahkan ke gelas  ukur dan ukur volumenya. Kekurangan volume di ad dengan air  bebas pirogen.
*      Uji ph dengan ph meter
*      Mengukur volume larutan dalam gelas ukur tepat 200 ml dan diisikan langsung ke dalam botol infuse 200 ml.
*      Botol ditutup dengan flakon steril, ikat dengan simpul champagne
*      Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf 
*      Pemberian Etiket :Konsentrasi miliosmol 274,689 mosmol/liter 



IX.            Evaluasi
Ø  Uji Kebocoran
Wadah sediaan diletakkan dengan posisi terbalik.-

Ø  Penetapan pH
Di uji menggunakan pH meter

Ø  Uji Kejernihan Larutan
Pengujian dilakukan secara visual. botol diputar 180° berulang-ulang di depan suatu background yang berwarna hitam untuk melihat partikulat yang berwarna putih dandidepan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat yang berwarna hitam
  

X.            Daftar pustaka
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta : Universitas Indonesias
American Pharmaceutical Asosiation. Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi II. London: The Pharmaceutical Press,
Farmakope Indonesia Edisi III. 1979. Jakarta : Dirjen POM
Farmakope Indonesia Edisi IV. 1995. Jakarta : Dirjen POM
Formularium Nasional edisi kedua.1978.Jakarta:dep kes republik indonesia