Minggu, 13 Mei 2012

Obat Tetes Mata Neomicin Sulfat


PRAFORMULASI OBAT TETES MATA
NEOMICIN SULFAT
        I.            DATA ZAT AKTIF
à   Neomicin sulfat
Neomicin sulfat
Sinonim
Fradiomycin Sulfate; Neomicin-szulfát; Neomicina, sulfatode; Neomicino sulfatas; Neomycin Sulphate; Neomycin-sulfát; Neomycini   Sulfas; Neomycinsulfat; Neomysiinisulfaatti.
Rumus molekul
C23H46N6O13
Berat molekul
614.6
Organoleptis
Bentuk : Serbuk atau padatan kering mirip es
Warna : Putih sampai agak kuning
Bau      : Tidak berbau atau praktis tidak berbau
Rasa    : Rasa amat pahit.
Kelarutan
Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam aseton, kloroform dan dalam eter
pH
antara 5,0 – 7,5
Inkompatibilitas
Tidak  bercampur  dengan  substansi  anionik  dalam  larutan,  bisa menimbulkan  endapan,  juga  pada  krim  yang  mengandung  Na  lauril  sulfat.
Tidak bercampur dengan garam cephalotin dan garam novobiocin (Martindale; 1188).
Stabilitas
¯  Neomisin  merupakan  kationik  dan  menjadi  bentonit  jika  berikatan,  bisa memecah  emulsi  jika  dengan  adanya  Na  lauril  sulfa  dan  mengendap  dengan adanya gom (Martindale:1188).
¯  Neomisin  peka  terhadap  oksidasi  udara. Setelah  penyimpanan  selama  24  bulan tidak  terjadi kehilangan potensi  (masih 99% dari potensi asli). Serbuk neomisin sulfat  stabil  selama  tidak  kurang  dari3  tahun  pada  suhu  20°C. Neomisin  sulfat dapat  juga dipanaskan pada suhu 110°C selama 10  jam (yakni selama sterilisasi kering),  tanpa  kehilangan  potensinya,  meskipun  terjadi  perubahan  warna. Neomisin  cukup  stabil pada kisaran pH 2,0  sampai 9,0. Menunjukkan  aktivitas optimumnya pada kira-kira pH 7,0 (Connors hal 525-532)
Dosis
0.35-0.5 % untuk mata (Martindale,1982)
Farmakologi
Aktifitasnya adalah bakterisid dengan menembus dinding bakteri dan mengikat  diri  pada  ribosom  didalam  sel.  Secara  topikal  digunakan  unuk konjungtivitis  dan  otitis  media.  Penggunaan  sebagai  antibiotik  pada  infeksi  mata biasanya 0,35 % dan 0,5 %.

      II.            DATA ZAT TAMBAHAN
à   Benzalkonium Klorida
Benzalkonium Klorida
Pemerian
Bentuk : gel kental atau potongan seperti gelatin,
Warna  : putih atau putih kekuningan.
Bau       : Biasanya berbau aromatik lemah.
Rasa      :Larutan dalam air berasa pahit
jika dikocok sangat berbusa dan biasanya sedikit alkali
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%, bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam eter
Inkompatibilitas
aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat
pH
5-8 untuk 10%w/v larutan
Stabilitas
Bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-0,02%, biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Kegunaan
pengawet, antimikroba
Wadah
Tertutup rapat dan terhindar dari cahaya

à   Na Edetat
Na Edetat
Pemerian
Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
Kelarutan
Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut  dalam etanol (95%)
pH
4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2
Stabilitas
Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban
Inkompatibilitas
Dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga, nikel, Na  EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam  membentuk hidrogen
Konsentrasi
0,005-0,1% w/w sebagai chelating agent
Kegunaan
Untuk mencegah kontaminasi dengan logam
Penyimpanan
harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk  dan kering

à   Natrium Metabisulfit
Natrium Metabisulfit
Sinonim
Dinatrium pirosulfit
Berat molekul
190,10
Rumus kimia
Na2S2O5
Organoleptis
Hablur putih atau  serbuk hablur putih kekuningan, berbentuk kristal prisma atau serbuk kristal berwarna putih hingga putih kecoklatan yang berbau sulfur
dioksida dan asam.
Kelarutan
Agak  mudah  larut  dalam  etanol,  mudah  larut  dalam  gliserin,  dan sangat mudah larut dalam air
Wadah
Dalam wadah  terisi  penuh,  tertutup  rapat  dan  hindarkan  dari  panas yang berlebihan (Anonim,1995).

à   NaCl
Sinonim
natrii chloridum
Berat molekul
58.44
Pemerian
Hablur bentuk kubus,  tidak berwarna  atau  serbuk hablur putih,  rasa
asin
Kelarutan
Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol
Wadah
Dalam wadah  tertutup  baikPenandaan  :  cantumkan  pada  etiket,  jika dimaksudkan untuk penggunaan hemodialisa (Anonim,1995)




    III.            RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN PRAFORMULASI
No
Masalah
Diinginkan
Pemecahan
Pemilihan
Alasan
1
Dibuat sediaan tetes mata steril
Membuat sediaan yang cocok untuk stabilitas zat aktif
·        Sedian steril Volume Kecil
·        Sedian steril Volume Besar
Sedian steril Volume kecil

Karena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam volume yang kecil.
2
Rute pemberian untuk tetes mata steril
Sediaan harus digunakan dengan rute pemberian yang sesuai
Rute pemberian yang benar Im,Iv,guttae
guttae
Karena pada umumnya, pemberian obat tetes mata steril langsung diteteskan di balik kelopak mata.

3
Sediaan dibuat obat tetes mata steril
Dapat tercampur dengan konsentrasi dalam tubuh
Dibuat sediaan yang bersifat
Ø  Isotonis
Ø  Hipotonis
Ø  hipertonis
isotonis
Syarat sediaan tetes mata steril harus berupa sediaan yang isotonis

4
Zat/sediaan dikhawatirkan terkontaminasi oleh adanya mikroba
Sediaan tetes mata steril yang stabil secara biologi.
Dberi zat antimikroba:
v  Fenilmerkui nitrat.0,002%
v  Benzalkonium klorida 0,01%
v  Phenylhidragri nitras 0,002 %
Benzalkonium klorida 0,01%

Merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk pembuatan tetes mata steril dengan bahan aktif Neomisin sulfat

6.
 Zat/sediaan dikhawatirkan terkontaminasi oleh adanya mikroorganisme
Sediaan steril terhindar dari mikroorganisme
Dilakukan proses sterilisasi
·   sterilisasi aseptis
·   sterilisasi akhir
Sterilisasi aseptis
Karena pada umumnya pembuatan tetes mata steril didasarkan pada kondisi kerja aseptik
7
Penandaan berdasarkan golongan obat bermacam-macam

Penandaan golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan  konsumen

=Obat keras


K=Obat bebas terbatas

=Obat bebas
KObat keras

Karena penggunaan sediaan injeksi harus dengan resep dokter dan perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis

   IV.            FORMULASI
Formulasi dari Fornas atau Martindale
Dalam Martindale :
R/        Neomisin sulfat  0,5%
Larutan Benzolkonium chlorid 0,02% v/v;
Disodium edetate 0,05 %;
API hingga 100%

Dalam Fornas:
R/   tiap 10 ml mengandung :
     Deksamethasoni Natrii Phosphas setara dexamethasoni phosphas     10 mg
     Neomycini sulfas setara dengan neomycinum                                  35 mg 
     Benzalkonii Chloridum                                                                        2 mg
Natrii Bisulfis                                                                                      32 mg
Aqua destilata hingga                                                                         10 ml

Formulasi Akhir
Tiap 10 ml mengandung
R/        Neomisin sulfat                       0,5%   
Benzalkonium klorida             0,01%
           Natrium Edetat                       0,1%   
           Natrium Metabisulfit             0,1 %
           NaCl                                        0,7384%                     
           API ad                                      10ml

     V.            PERHITUNGAN dan PENIMBANGAN
V = (n x c) + 6
    = ( 2 x 10,5 ) + 6
    = 27 ≈ 30 ml

Tonisitas
E neomycin sulfate                 = 0,14
E Benzalkonium Klorida          = 0,16 
E Natrium Edetat                    = 0,23 
E Na metabisulfit                    = 0,67

V = W x E x 111,1
    = [(0,05 x 0,14) + ( 0,001 x 0,16) + (0,01 x 0,23) + (0,01 x 0,67) x 111,1
    = 0,01616 X 111,1
    = 1,7954 ml

% tonisitas       = 1,7954/10 ml x 0,9 % = 0,1616 % ( hipotonis )
% NaCl             = 0,9 % - 0,1616 % = 0,7384 %
NaCl                = 0,07384 g

Rumus lain Tonisitas
% Tonisitas      = [( 0,5 x 0,14) + (0,01 x 0,16 ) + ( 0,1 x 0,23 ) + ( 0,1 x 0,67 )]
                        = 0,07 + 0,0016 + 0,023 + 0,067
                        = 0,1616 ( Hipotonis )
% NaCl = 0,9 % - 0,1616 %
                        = 0,7384 %
NaCl                = 0,07384 gr

Penimbangan Bahan – Bahan
- Neomycin sulfat                    = 0,05 g x 30 ml          = 1,5 gram
- Benzalkonium Klorida           = 0,001 g x 30 ml       = 0,03 gram
- Natrium Edetat                     = 0,01 g x 30 ml          = 0,3 gram
- Na metabisulfit                     = 0,01 g x 30 ml          = 0,3 gram
- NaCl ad isotonis                    = 0,07384 g x 30 ml = 2,2152 gram
- Aqua pro injeksi ad 30 ml

   VI.            ALAT DAN CARA STERILISASI
Nama Alat
Banyak
Waktu
Cara Sterilisasi
Spatel
1
30 menit
0ven 170°C
Pinset logam
1
30 menit
0ven 170°C
Batang pengaduk gelas
1
30 menit
0ven 170°C
Erlenmeyer
2
30 menit
0ven 170°C
Cawan penguap
3
30 menit
0ven 170°C
Kaca arloji
2
30 menit
0ven 170°C
Gelas ukur
2
30 menit
Autoklaf ( 115°C -116°C )
Pipet tetes tanpa karet
2
30 menit
Autoklaf (115oC-1160C)
Karet pipet
2
30 menit
Rebus
Kertas saring
2
30 menit
Autoklaf
Bekerglass
2
30 menit
0ven 170°C
Wadah botol
2
10 menit
Autoklaf (1150C-116C)C)
Corong
1
30 menit
Autoklaf (1150C-116C)C)

 VII.            CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang hendak digunakan
2.       Menyiapkan Aqua Pro Injeksi bebas O2  ( Catatan  : Dilakukan pada White Area )
3.      Melakukan  Sterilisasi  aseptis  dimana  alat-alat  yang  akan  digunakan  disterilkan didalam autoklaf dan oven selama 30 menit.
Catatan:  Sebelum  dimasukkan  ke  dalam  autoklaf  atau  oven,  terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
4.      Menimbang masing-masing bahan dengan neraca timbangan dengan tepat sesuai jumlah  yang  diperlukan,  kemudian  menampungnya  dengan  kaca  arloji  yang sebelumnya telah disterilkan secara aseptis.
5.      Melarutkan  bahan  aktif  dan  zat  tambahan,  yaitu  neomycin  sulfate,  Natrium Edetat, dan Na metabisulfit dengan Aqua pro injeksi scukupnya sampai larut.
6.      Setelah  larut  homogen,  tambahkan NaCl dan pengawet Benzalkonium Klorida  kemudian mengecek pH-nya.
7.      Menyaring  larutan  tersebut  dengan  kertas  saring  yang  telah  dijenuhkan  dengan Aqua pro injeksi sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam gelas ukur.
8.      Menambahkan Aqua pro injeksi sampai volume tercapai 30 ml
9.      Memipet 10 ml  larutan kemudian memasukannya ke dalam botol berpipet yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata.
10.  Memberi etiket 

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
v  Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-Press 
v  Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
v  Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
v  Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical excipients 28th edition. London : The Pharmaceutical Press
v  Department of Pharmaceutical Sciences. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-eight edition. 1982. London : The Pharmaceutical Press
v  Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar