PRAKTIKUM IV
Pembuatan Sediaan Lipstik
I.
Praformulasi
DATA PRAFORMULASI
à Oleum ricini
Oleum Ricini (minyak jarak)
|
|
Sinonim
|
Castor oil, EmCon CO; Lipovol CO; oleum
ricini; ricinoleum; ricinus communis; ricinus oil; tangantangan.
|
Struktur molekul
|
|
Pemerian
|
Penampilan : Cair kental
Warna : kuning pucat atau hampir tidak
berwarna
Rasa : manis kemudian agak pedas,
umumnya memualkan
Bau : lemah
|
Kelarutan
|
Larut
dalam 2,5 bagian etanol (90%) P; mudah larut dalam etanol mutlak P
dan dalam asetat glacial P. practically insoluble in water;
practically
insoluble in mineral oil unless mixed with
another vegetable oil
|
Titik leleh
|
-120C
|
Titik didih
|
3130C
|
OTT
|
incompatible
with strong oxidizing agents.
|
Stabilitas
|
Castor
oil is stable and does not turn rancid unless subjected to
excessive
heat. On heating at 3008C for several hours, castor oil polymerizes and
becomes soluble in mineral oil. When cooled to 08C, it becomes more viscous.
|
Kegunaan
|
Emollient; oleaginous vehicle; solvent.
|
Penyimpanan
|
Castor
oil should be stored at a temperature not exceeding
258C
in well-filled airtight containers protected from light.
|
à Cera Alba
Cera Alba
|
|
sinonim
|
Malam putih
|
pemerian
|
Zat padat, lapisan tipis bening,
putih kekuningan dan bau khas
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam air
Agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin
Larut dalam kloroform P, dalam eter P
hangat, dalam minyak lemak dan minyak atsiri
|
Suhu lebur
|
62o-64o C
|
Bil.asam
|
18-24
|
Bil.ester
|
70-80
|
Bil.penyabunan
|
88-104
|
Kegunaan
|
Controlled-release vehicle;
stabilizing agent; stiffening agent.
|
penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup baik
|
à Parafin padat
Paraffin
padat
|
|
Sinonim
|
Hard wax, Paraffin, Paraffinum
durum
|
Berat Molekul
|
-
|
Pemerian
|
Padat, sering menunjukkan
susunan hablur, agak licin, tidak berwarna atau putih, tidak mempunyai rasa
|
Kelarutan
|
Prkatis tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam
kloroform
|
Suhu lebur
|
50 0 samapi 570
C
|
Stabilitas
|
Paraffin stabil, meskipun mencair dan membeku berulang kali
dapat mengubah sifat fisiknya.
|
Penyimpanan
|
Simpan dalam wadah tertutup
baik,pada suhu tidak melebihi 4080C
|
Kegunaan
|
Ointment base; stiffening agent.
|
à Adeps lanae
Adeps lanae
|
|
Keterangan
|
Lanolin adalah zat serupa lemak yang dimurnikan
diperoleh dari lemak bulu domba yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan
baunya. Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan
yang sesuai tidak lebih dari 0,02%. Penambahan air dapat dicampurkan ke dalam
dengan pengadukan.
|
|
|
Pemerian
|
Massa seperti
lemak, lengket, warna kuning bau khas
|
Kelarutan
|
Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter dalam kloroform
|
Jarak lebur
|
Antara 380 dan 440
|
Inkopamtibilas
|
lanolin mungkin mengandung prooxidant yang bisa mempengaruhi zat aktif
tertentu
|
Wadah dan penyimpanan
|
Dalam wadah yang baik, sebaiknya pada suhu kamar yang
terkendali.
|
Fungsi
|
Emulsifying agent, ointment base
|
à Oleum Arachis
Oleum Arachis ( Minyak Kacang )
|
|
Sinonim
|
Earthnut oil;
groundnut oil; katchung oil; nut oil.
|
Keterangan
|
Minyak kacang adalah minyak yang
telah dimurnikan, diperoleh dengan pemerasan biji Arachis hypogea yang telah dikupas
|
Pemerian
|
Bentuk : cairan
Warna : kuning
pucat
Bau : khas
lemah
Rasa : tawar
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam etanol,
mudah larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam eter minyak tanah
|
Inkompatibilatas
|
Dapat
menimbulkan saponifikasi dengan alkali hidroksida
|
Kegunaan
|
Oleaginous vehicle; solvent.
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup baik dan terisi penuh
|
à Asam Borat
Asam Borat
|
|
Sinonim
|
Boracic acid; boraic acid; Borofax; boron
trihydroxide; E284; orthoboric acid; trihydroxyborene.
|
BM
|
61,83
|
Struktur formula
|
H3BO3
|
Pemerian
|
Hablur, serbuk hablur putih atau
sisik mengkilap tidak berwarna, kasar tidak berbau, rasa agak asam dan pahit
kemudian manis
|
Kelarutan
|
Larut dalam 20
bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol, dan dalam 5
bagian gliserol
|
Titik lebur
|
170,90 C
|
pH
|
3,8 sampai 4,8
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Khasiat dan penggunaan
|
Antimikrobial
preservatif
|
II.
Formulasi
R/
cera alba
Parafin solid
Oleum ricini
Oleum arachis
Adeps lanae
Asam borak
Pewarna alam
|
4
g
2
g
11,25
g
3,75
g
0,25
g
0,75
g
2,5
ml
|
III.
Alat dan Bahan
·
Alat
Beaker Glass
Cawan penguap
Hotplate
Batang pengaduk
Kaca arloji
Cetakan lipstik
termometer
·
Bahan
Cera alba
Paraffin solid
Pewarna alami
Oleum ricini
Oleum arachis
gliceryn
IV.
Prosedur Kerja
1.
Oleum
Ricini dipanaskan ditambahkan oleum arachis dan Sari buah merah/pewarna alami pada
suhu 75OC(M1)
2.
Melebur
Cera alba, Parafin, adeps lanae diatas penangas air pada suhu
75OC (M2)
3.
Campur
M1 dimasukkan dalam M2
4.
Sebelum
dingin dan mengeras dimasukkan ke dalam cetakan (didinginkan sampai ± 40OC)
5. Dimasukkan kedalam freezer,Keluarkan lipstik
yang telah jadi setelah mengeras
V.
Bagan Kerja
VI.
Hasil pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Penimbangan
bahan- bahan
|
2.
|
|
Peleburan
2 fase, fase minyak dan fase lilin pada suhu 75 0C
|
3.
|
|
Penuangan
pada cetakan
|
4.
|
|
Lipstik
pada saat didalam cetakan
|
5.
|
|
Sediaan
yang telah jadi
|
VII.
Pembahasan
Pertemuan kali ini di lakukan cara-
cara pembuatan lipstik dimana jika melihat pada perkembangan dewasa ini lipstik
merupakan bagian dari kosmetik yang mempercantik bibir, Perkambangan lipstik
ini di mulai pada awal masa pemerintahan Ratu Elisabeth 1 di inggris.
Lipstik
merupakan pewarna bibir yang dibuat dengan tujuan untukmenyembunyikan bibir
yang kurang baik atau menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai
pelindung bibir dari kekeringan, hal ini mengacu pada anatomi bibir itu sendiri
yang mempunyai stratum corneum sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung
kelenjar keringat dan kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan
pecah-pecah terutama jika dalam udara dingin dan kering. Hanya air liur yang
merupakan pembasah alami untuk bibir.
Formulasi
kali ini menggunakan Cera alba ,paraffin, Oleum Ricini,Oleum arachis, Adeps
lanae, dan pewarna alami. Pembuatannya
dilakukan dengan melarutkan fasaminyak terlebih dahulupada suhu 75O C sehingga semua fase minyak (Oleum ricini,olium
arachis dan pewarna buah merah) melebur.Pada waktu yang sama fase lilin (Cera alba,adeps
lanae,dan paraffin) juga dilebur pada suhu 750C. Semua bahan dipanaskan hingga meleleh setelah
itu fase minyak
dimasukkan ke dalam fase lilindiaduk
hingga diperoleh massa yang kental dan
siap dituang.
Di kesempatan praktikum
ini pewarna yang kami gunakan adalah pewarna alami dari buah merah. Pewarna
yang digunakan ini mengandung komponen lain, yaitu minyak habbatussauda’ dan
zaitun extract virgin yang berfungsi sebagai pelarutnya. Sehingga pewarnanya
bukan murni tanpa komponen.Untuk menghasilkan warna yang baik, kami sengaja
menambah kan sedikit rodamin.Akan tetapi pada penambahan ini kami mengalami
masalah pada kelarutan rodamin itu sendiri,karena salah melarutkannya pada fase
minyak. Yang seharusnya rodamin larut pada air.
Hal yang perlu diperhatikan pada
pembuatan ini adalah penambahan warna pada campuran lilin, penambahan warna
yang tidak tepat pada campuran lilin dan minyak diatas dapat menyebabkan warna
lipstik mengendap pada cetakan, untuk menghindari hal tersebut hendaknya
penuangan massa lipstik dilakukan pada saat massanya membentuk konsistensi
kental namun tetap mudah untuk
dituangkan pada cetakan yang telah di oleskan dengan gliserin terlebih dahulu.Pengolesan gliserin pada cetakan ini bertujuan untuk
mencegah lengketnya lipstik pada cetakan.
Selain
penambahan warna yang perlu diperhatikan, titik leleh tiap tiap komponen harus
diperhaikan juga, karena lipstik adalah sediaan dengan bahan dasar sebagian
minyak dan lilin, pelelehan bahan yang tidak sesuai dengan
titik leleh komponennya akan
mengakibatkan perubahan bentuk kristal pada saat sediaan dingin, sehingga tidak
dapat kembali pada bentuk yang diinginkan.
Dua komponen penting pada pembuatan lipsticklainnya, yaitu minyak dan lilin.
Campuran minyak diperlukan
untuk memperoleh paduan yangtepat
dengan lilin untuk lapisan yang sesuai dalam pengaplikasiannyapada
kulit bibir yang berfungsi sebagai pelarut pada beberapa formulasiserta sebagai
agen pendispersi untuk pewarna yang tidak larut. Campuranminyak ideal
harus memproduksi produk yang mudah disebar dan produkyang memiliki lapisan
tipis dengan daya menutup yang baik. Kemudian campuran lilin
yang dipakai juga harus tepat, penggunaan lilin ini dimaksudkan agar lipstik
yang telah dibuat dapat membentuk massa yang dapat dicetak sesuai cetakan (biasanya
dalam bentuk batangan). Komponen lilin
pada lipstik akan memberikan kelembaban pada lipstik,sehingga lipstik tidak
mudah mengeras oleh suhu panas ataupun dingin, hal ini terjadi karena lilin dapat menyerap kelebihan air pada lipstik
sehingga lipstik akan tetap terjaga kelembabannya.
Sediaan lipstik pada praktikum ini menghsilkan
lipstik yang sesuai dengan
keinginan pada awal pembuatan yaitu berbentuk batang, berwarna orange merata
pada lipstik, warna yang dihasilkan ini tidak sesuai dengan kombinasi rodamin-
minyak buah merah,karena seperti yang telah dibahas diatas, rodamin tidak larut
sehingga warna yang seharusnya diberikan oleh rodamin (pink) ke sediaan lipstik
tidak berhasil terserap kedalam basis lipstik.Tingkat kekerasan lipstik kali ini baik, tidak terlalu keras juga tidak
terlalu lembut.Namun, pada saat dioleskan pe permukaan kulit, lipstik yang kami
buat tidak memberikan warna,hanya saja memberikan kelembaban pada bibir.
VIII.
Kesimpulan
1. Pewarna alami dari buah
merah menghasilkan warna orange pada lipstik.
2. Lipstik berbentuk batang,
dengan kadar kekerasan yang cukup. Tidak keras,ataupun lembut.
3. Pada saat pengolesan pada
kulit, lipstik hanya memberikan kelembaban pada kulit tapi tidak memberikan
warna.
4. Rodamin yang digunakan
pada formulasi pembuatan tidak mempengaruhi warna lipstik. Hal ini dikarenakan
rodamin tidak larut dan menempel pada cawan.
IX.
Daftar Pustaka
·
Farmakope
Indonesia Edisi III. 1997. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Farmakope
Indonesia Edisi IV. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Rowe,
Raymond C, Paul J Sheskey, and Sian C Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipient: fifth edition. United States
of America: Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association
·
The
Departement of Healt.(2009 )British Pharmacopoeia 2009. The Departement of
Healt. London: The Stationery Office
Kalau boleh tahu, ini cara pembuatan lipstik seperti lipstik2 yg dijual pada umumnya atau bagaimana? Terima kasih :)
BalasHapus