Minggu, 15 April 2012

injeksi diazepam


PRAFORMULASI
Sediaan Parenteral Volume Kecil
A.     Data Zat Aktif
Daftar obat
Dosis lazim
Kelarutan
pH
Suhu lebur
Jenis sterilisasi
Khasiat
Diazepam
2-10 mg
Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol, mudah larut dalam kloroform
6,2 – 6,9
1300 – 1340 C
Sterilisasi akhir
Sedativum

Bahan Tambahan
Bahan Tambahan
Fungsi
Kelarutan
Titik didih
OTT
Cara sterilisasi
Propilen Glikol
Sebagai pelarut
Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol, gliserin dan air. Larut dalam eter, dan tidak bercampur dengan minyak mineral.
1880 C
Dengan bahan pengoksidasi kuat seperti pottasium permanganat.
Autoklaf



Etanol 96%
Sebagai pelarut
Mudah bercampur dengan kloroform, eter gliserin dan air.
78,50 C
Bereaksi dengan bahan pengoksidasi kuat dan warnanya akan keruh jika bercampur dengan alkali.


B.      Formula Standar
Tiap ml mengandung :
Diazepam                                5 mg
Aqua pro injection hingga      1 ml
Penyimpanan  : Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, terlindung dari cahaya
Dosis                : 2 – 10 mg (im: iv) jika perlu diulang 2 – 4 jam
Catatan            :
1.                   Air untuk injeksi dapat diganti dengan propilenglikol
2.                   pH 6,0 sampai 6,9
3.                   Disterilkan cara sterilisasi A atau C

C.      Usulan Penyempurnaan
Dikarenakan diazepam tidak larut dalam air, maka untuk melarutkannya digunakan pelarut campur  yaitu Propilen Glikol dan Ethanol.

D.     Alat dan Cara Sterilisasi

Nama Alat
Jumlah
Cara Sterilisasi
Waktu
Kaca arloji
1
Oven 170oC
30 menit
Erlenmeyer
2
Oven 170oC
30 menit
Spatula
1
Oven 170oC
30 menit
Pinset
2
Oven 170oC
30 menit
Beacker glass
2
Oven 170oC
30 menit
Corong
1
Oven 170oC
30 menit
Batang pengaduk
1
Oven 170oC
30 menit
Ampul
3
Oven 170oC
30 menit
Cawan
2
Oven 170oC
30 menit
Gelas ukur
2
Autoklaf  (115 - 116oC)
30 menit
Spuit
1
Autoklaf  (115 - 116oC)
30 menit
Krustang
1
Autoklaf  (115 - 116oC)
30 menit
Pipet
1
Autoklaf  (115 - 116oC)
30 menit
Karet pipet
1
Rendam dengan alkohol
15 menit




E.      Formulasi akhir
R/       Diazepam                    10 mg
           Propilenglikol              12 %
           Etanol 96%                  5 %
           API ad                          2 ml

F.       Perhitungan Bahan
Konsentrasi propilenglikol  : 10-60%
Konsentrasi etanol              : up to 50%
KD propilenglikol                : 33
KD etanol                            : 25,7
KD air                                  : 80
KD  diazepam                     : 72
diazepam = (% etanol x25,7 )+(%propilenglikol x 33)+(%air x 80)
                     72  = (5/100 x 25,7)+(X/100 x 33)+(100-5-X/100 x 80)
                     72 = 1,285 + 33X / 100 + 76 - 80X/100
                       72 = 77,285 – 47X/100
                       47X/100 = 5,285
                        X = 11,24 à 12

Jadi konsentrasi etanol yang dipakai = 5%, dan konsentrasi propilenglikol yang dipakai =  12%
Volume yang dibuat = (n+2) VI + (2x3)
                                 = (3+2) 2,2 +(6ml)
                                 = 17ml ≈ 20ml

Jumlah diazepam yang dibutuhkan : 20ml x 5mg = 100mg
v   Propilenglikol             = 12% x 20ml = 2,4 g
v   Etanol             = 5% x 20ml    = 1 g
v   API                  = (20ml- (2,4g + 1 g) = 16.6ml

G.     Langkah Pembuatan           
A.    Pembuatan Aqua pro Injeksi
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Memanaskan aqua destilata dalam Erlenmeyer sampai air mendidih. Setelah air mendidih, kemudian dipanaskan lagi selama 30 menit.
3.      API bebas O2 dilakukan dengan pemanasan aqua destilata selama 30 menit terhitung sejak mendidih, kemudian dialiri gas nitrogen. Dan ditambah pemanasan selama 10 menit
B.     Pembuatan Sediaan
1.      Menyiapakan API bebas O2 sebanyak 20 ml.
2.      Menimbang diazepam dengan kaca arloji, dan zat tambahan dengan cawan penguap.
3.      Memasukkan diazepam ke dalam beacker glass, Melarutkan diazepam dengan pelarut campur (etanol dan propilenglikol), aduk sampai homogen.
4.      Membilas  kaca arloji dan cawan dengan beberapa tetes API bebas O2.
5.      Larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur, catat volume larutan. cek pH sekitar 6,2-6,9.
6.      Jika ph terlalu asam/basa ditambahkan dengan dengn NaOH/HCl beberapa tetes sampai ph sesuai
7.      Menambahkan dengan API bebas O2 sampai tepat 20 ml.
8.      Tuangkan sedikit API bebas O2 untuk membasahi kertas saring, yang akan digunakan untuk menyaring.
9.      Menyaring larutan ke dalam Erlenmeyer bersih dan kering. ( 5 ml saringan pertama dibuang )
10.  Memeriksa ph dan cek partikel
11.  mengisikan larutan zat ke dalam ampul (dengan spuit) sebanyak 2,2 ml.
12.  Menutup ampul dengan api, dan disterilkan dengan autoklaf









H.     Hasil
Organoleptis
Sediaan jernih
Uji pH
Diatas 6  kurang dari 7
Uji kebocoran
Tidak adanya kebocoran

I.        Pembahasan
Dalam praktikum kali ini membuat sediaan parenteral volume kecil yaitu injeksi, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek jaringan kedalam atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi yang dibuat yaitu injeksi diazepam yang merupakan injeksi larut non air yang di berikan secara intra muscular yakni di suntikan ke dalam jaringan otot sehingga obat diabsorpsi dahulu sebelum masuk keperedaran sistemik. Diazepam adalah obat anti cemas dari golongan benzodiazepin, satu golongan dengan alprazolam (Xanax), klonazepam, lorazepam, flurazepam. Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA (gamma aminobutyric acid) di otak. Diazepam juga merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam bentuk sediaan injeksi yang ditujukan dalam keadaan darurat karena dapat mencapai efek yang cepat. Diazepam diindikasikan untuk memperpendek dan mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat digunakan untuk kondisi gemetaran, kegilaan, halusinasi, kejang otot, sebagai obat penenang yang dapat dikombinasikan dengan obat lain. Sediaan dengan zat aktif yang banyak beredar dalam bentuk tablet, injeksi, gel rektal, dll. Sementara dari pemilihan dosis diazepam untuk sediaan parenteral volume kecil (injeksi) ini didasarkan rujukan fornas yang menganjurkan injeksi diazepam secara intramuskular, dan intravena pada range 2 – 10 mg.
Dalam pembuatan sediaan injeksi ini, diazepam yang digunakan 10 mg dalam 2 ml, yang artinya 5 mg dalam 1 ml. Sehingga mempunyai kekuatan sediaan 1:200, sedangkan kelarutan dalam air yaitu 1:333. Karena berdasarkan kekuatan sediaan dan kelarutan dalam air tersebut  sehingga injeksi ini tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan larutan. Sehingga kelompok kami membuat sediaan dalam bentuk eliksir. Solusi yang dapat kami lakukan adalah mengubah komposisi pelarut, menurut FORNAS pelarut API dapat digantikan dengan propilenglikol, akhirnya kami memutuskan untuk membuat pelarut campur dari kombinasi propilenglikol, etanol 96% dan API dengan diperhatikan pula nilai konstanta dielektrik masing-masing pelarut.
 Penggunaan etanol dalam formulasi ini yaitu sebanyak 5 %, sedangkan propienglikol yang digunakan dihitung berdasarkan KD dari diazepam, air, dan ethanol serta propilenglikol itu sendiri, sehingga didapatkan konsentrasi propilenglikol yang harus digunakan yaitu 12 %.
Menurut FORNAS (Formularium Nasional), proses pembuatan sediaan injeksi diazepam dapat dibuat dengan metode sterilisasi autoklaf (sterilisasi A) dan metode penyaringan (sterilisasi C). Sehingga dalam kelompok kami memilih menggunakan sterilisasi akhir atau autoklaf karena tidak tersedianya alat jiga menggunakan metode penyaringan.
Dalam pembuatan injeksi diazepam dilakukan beberapa tahapan yaitu membuat API bebas O2 dengan cara Aqua bidestilata di panaskan dalam erlenmeyer sampai air mendidih. Setelah air mendidih kemudian dipanaskan lagi selama 40 menit. Setelah 40 menit baru diangkat kemudian di dinginkan. Tahap selanjutnya yaitu menimbang zat aktif dan pelarut campur, setelah itu mencampurkan ethanol  sebanyak 1 g, propilenglikol sebanyak 2.4 g, dan API sebanyak sebagai membilas kaca arloji bekas diazepam dan cawan bekas ethanol dan propilenglikol dan dimasukkan ke dalam beker gelas. Setelah itu zat aktif dilarutkan dengan pelarut campur di dalam beker gelas, sebelum sediaan yang sudah jadi di masukkan kedalam vial dilakukan evaluasi yaitu cek pH, dan pH yang didapat 5, kemudian ditambah dengan NaOH untuk menaikkan pH sediaan, karena berdasarkan literatur pH dari injeksi diazepam adalah 6,2 – 6,9. Setelah ditambahkan NaOH 5 tetes kemudian didapatkan pH sediaan diatas 6 dan kurang dari 7, karena yang digunakan untuk mengukur ph adalah ph universal, sehigga tidak dapat diketahui ph yang tepat. Setelah itu sediaan disaring, dan sebelumnya kertas saring telah dibasahi dengan API. Pada sekitar 5 ml tetesan pertama sediaan dibuang karena ditakutkan masih tersisa zat-zat lain. Setelah disaring menguji kejernihan sediaan. Karena sediaan injeksi volume kecil tidak diperbolehkan adanya partikel – partikel yang melayang. Kemudian dimasukkan dalam ampul dengan menggunakan spuit sebanyak 2,2 ml. Tahap selanjutnya yaitu melakukan proses penutupan ampul dengan menggunakan api. Dan proses terakhir yaitu  sterilisasi didalam autoklaf pada suhu 115 o C selama 30 menit.  Dalam proses sterilisasi, sediaan ampul dimasukkan dalam beker gelas dengan posisi terbalik, dan diberi kapas pada bagian bawah, hal ini untuk menguji adanya kebocoran. Setelah proses sterilisasi, ternyata tidak ada kebocoran pada sediaan yang kami buat.




J.        Kesimpulan
1.      Pembuatan sediaan injeksi diazepam dengan komposisi pelarut campur yang terdiri dari propilenglikol, etanol 96%, dan API. Pemilihan pelarut ini dipertimbangkan dari segi kelarutan dan stabilitas zat aktif.
2.       Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah uji penampilan yaitu diperoleh larutan injeksi yang jernih dan uji pH diperoleh pH sediaan lebih dari 6 kurang dari 7  berarti masuk ke dalam rentang syarat pH sediaan injeksi diazepam yaitu 6,2 – 6,9.
3.      Sediaan injeksi diazepam yang telah kami buat memenuhi persyaratan yang tertera pada FORNAS, dilihat dari nilai pH dan tingkat kejernihan.



K.      Daftar Pustaka

Farmakope Indonesia Edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Formularium Nasional Edisi Kedua. 1978. Departemen Kesehatan Repiblik Indonesia.

Departement of pharmaceutical Science. 1982. Martindale the Extra Pharmacoeia 28th edition. London: The Pharmaceutical Press.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Wade, Ainley and Paul J.Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, second edition. London : The Pharmaceutical Press

  

Diazepam 5 mg/ml
Komposisi:
Tiap ml mengandung diazepam................................................5 mg

Indikasi:
Untuk pengobatan jangka panjang pada gejala ansietas, sebagai terapi bahan untuk meringankan spasma otot rangka karena inflamasi atau trauma digunakan juga untuk meringankan gejala gejala pada penghentian alcohol akut dan premidikasi anestesi.
Efek samping:
Efek samping dari diazepam dan benzodiazepine lainnya biasanya ringan dan jarang , mengantuk berkunang kunang  dan ataksia, kelelahan ,erupsi pada kulit, edema ,mual, dan konstipasi, gejala gejala ekstra pirimidial, perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi
Interaksi obat:
dosis:
2-10 mg (iv dan im)
Penyimpanan:
Simpanan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya.
Kemasan:
box, 3 ampul @ 2 ml No. Reg. DNE 020412 1204 A1
                Diproduksi oleh: Pt. NED RAYA, Jakarta, Indonesia
Lampiran
   tiap ml mengandung
Diazepam................................5 mg
No. Reg. DNE 020412 1204 A1
Exp date juni 2013

K