PRAFORMULASI
Sediaan Parenteral
Volume Kecil
A.
Data Zat Aktif
Daftar obat
|
Dosis lazim
|
Kelarutan
|
pH
|
Suhu lebur
|
Jenis sterilisasi
|
Khasiat
|
Diazepam
|
2-10 mg
|
Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol, mudah larut dalam
kloroform
|
6,2 – 6,9
|
1300 – 1340 C
|
Sterilisasi akhir
|
Sedativum
|
Bahan Tambahan
Bahan Tambahan
|
Fungsi
|
Kelarutan
|
Titik didih
|
OTT
|
Cara sterilisasi
|
Propilen Glikol
|
Sebagai pelarut
|
Dapat bercampur
dengan aseton, kloroform, etanol, gliserin dan air. Larut dalam eter, dan
tidak bercampur dengan minyak mineral.
|
1880 C
|
Dengan bahan
pengoksidasi kuat seperti pottasium permanganat.
|
Autoklaf
|
Etanol 96%
|
Sebagai pelarut
|
Mudah bercampur
dengan kloroform, eter gliserin dan air.
|
78,50 C
|
Bereaksi dengan
bahan pengoksidasi kuat dan warnanya akan keruh jika bercampur dengan alkali.
|
|
B.
Formula Standar
Tiap ml mengandung :
Diazepam 5
mg
Aqua pro injection hingga 1 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, terlindung dari
cahaya
Dosis :
2 – 10 mg (im: iv) jika perlu diulang 2 – 4 jam
Catatan :
1.
Air untuk
injeksi dapat diganti dengan propilenglikol
2.
pH 6,0 sampai
6,9
3.
Disterilkan
cara sterilisasi A atau C
C.
Usulan Penyempurnaan
Dikarenakan diazepam tidak larut dalam air, maka untuk melarutkannya
digunakan pelarut campur yaitu Propilen
Glikol dan Ethanol.
D.
Alat dan Cara Sterilisasi
Nama Alat
|
Jumlah
|
Cara Sterilisasi
|
Waktu
|
Kaca
arloji
|
1
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Erlenmeyer
|
2
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Spatula
|
1
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Pinset
|
2
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Beacker
glass
|
2
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Corong
|
1
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Batang
pengaduk
|
1
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Ampul
|
3
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Cawan
|
2
|
Oven 170oC
|
30 menit
|
Gelas
ukur
|
2
|
Autoklaf (115 - 116oC)
|
30 menit
|
Spuit
|
1
|
Autoklaf (115 - 116oC)
|
30 menit
|
Krustang
|
1
|
Autoklaf (115 - 116oC)
|
30 menit
|
Pipet
|
1
|
Autoklaf (115 - 116oC)
|
30 menit
|
Karet
pipet
|
1
|
Rendam dengan alkohol
|
15 menit
|
E.
Formulasi akhir
R/ Diazepam 10
mg
Propilenglikol 12 %
Etanol 96% 5 %
API ad 2 ml
F.
Perhitungan Bahan
Konsentrasi propilenglikol : 10-60%
Konsentrasi etanol
: up to 50%
KD propilenglikol
: 33
KD etanol :
25,7
KD air
: 80
KD
diazepam :
72
diazepam = (% etanol x25,7 )+(%propilenglikol
x 33)+(%air x 80)
72
= (5/100 x 25,7)+(X/100 x 33)+(100-5-X/100 x 80)
72 = 1,285 + 33X / 100 + 76 - 80X/100
72 = 77,285 – 47X/100
47X/100 = 5,285
X = 11,24 à 12
Jadi konsentrasi etanol yang dipakai
= 5%, dan konsentrasi propilenglikol yang dipakai = 12%
Volume yang dibuat = (n+2) VI +
(2x3)
= (3+2) 2,2 +(6ml)
= 17ml ≈ 20ml
Jumlah diazepam yang dibutuhkan :
20ml x 5mg = 100mg
v Propilenglikol = 12% x 20ml = 2,4 g
v Etanol =
5% x 20ml = 1 g
v API =
(20ml- (2,4g + 1 g) = 16.6ml
G.
Langkah Pembuatan
A. Pembuatan Aqua pro Injeksi
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memanaskan
aqua destilata dalam Erlenmeyer sampai air mendidih. Setelah air mendidih,
kemudian dipanaskan lagi selama 30 menit.
3. API bebas
O2 dilakukan dengan pemanasan aqua destilata selama 30 menit
terhitung sejak mendidih, kemudian dialiri gas nitrogen. Dan ditambah pemanasan
selama 10 menit
B. Pembuatan Sediaan
1. Menyiapakan
API bebas O2 sebanyak 20 ml.
2. Menimbang
diazepam dengan kaca arloji, dan zat tambahan dengan cawan penguap.
3. Memasukkan
diazepam ke dalam beacker glass, Melarutkan diazepam dengan pelarut campur
(etanol dan propilenglikol), aduk sampai homogen.
4. Membilas kaca arloji dan cawan dengan beberapa tetes
API bebas O2.
5. Larutan
tersebut dituang ke dalam gelas ukur, catat volume larutan. cek pH sekitar
6,2-6,9.
6. Jika ph
terlalu asam/basa ditambahkan dengan dengn NaOH/HCl beberapa tetes sampai ph
sesuai
7. Menambahkan
dengan API bebas O2 sampai tepat 20 ml.
8. Tuangkan
sedikit API bebas O2 untuk membasahi kertas saring, yang akan
digunakan untuk menyaring.
9. Menyaring
larutan ke dalam Erlenmeyer bersih dan kering. ( 5 ml saringan pertama dibuang
)
10. Memeriksa
ph dan cek partikel
11. mengisikan
larutan zat ke dalam ampul (dengan spuit) sebanyak 2,2 ml.
12. Menutup
ampul dengan api, dan disterilkan dengan autoklaf
H.
Hasil
Organoleptis
|
Sediaan jernih
|
Uji pH
|
Diatas 6 kurang dari 7
|
Uji kebocoran
|
Tidak adanya kebocoran
|
I.
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini membuat sediaan parenteral
volume kecil yaitu injeksi, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi,
suspensi atau serbuk yang harus atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek
jaringan kedalam atau melalui kulit atau selaput lendir.
Injeksi yang dibuat yaitu injeksi diazepam yang merupakan injeksi larut non air
yang di berikan secara intra muscular yakni di suntikan ke dalam jaringan otot
sehingga obat diabsorpsi dahulu sebelum masuk keperedaran sistemik. Diazepam
adalah obat anti cemas dari golongan benzodiazepin, satu golongan dengan
alprazolam (Xanax), klonazepam, lorazepam, flurazepam. Diazepam
dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA (gamma
aminobutyric acid) di otak. Diazepam juga merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam
bentuk sediaan injeksi yang ditujukan dalam keadaan darurat karena dapat
mencapai efek yang cepat. Diazepam diindikasikan untuk
memperpendek dan mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah yang berlebihan,
diazepam juga dapat digunakan untuk kondisi gemetaran, kegilaan, halusinasi,
kejang otot, sebagai obat penenang yang dapat dikombinasikan dengan obat lain.
Sediaan dengan zat aktif yang banyak beredar dalam bentuk tablet, injeksi, gel
rektal, dll. Sementara dari pemilihan dosis diazepam untuk sediaan parenteral
volume kecil (injeksi) ini didasarkan rujukan fornas yang menganjurkan injeksi
diazepam secara intramuskular, dan intravena pada range 2 – 10 mg.
Dalam pembuatan sediaan injeksi ini, diazepam yang digunakan 10 mg dalam
2 ml, yang artinya 5 mg dalam 1 ml. Sehingga mempunyai kekuatan sediaan 1:200,
sedangkan kelarutan dalam air yaitu 1:333. Karena berdasarkan kekuatan sediaan
dan kelarutan dalam air tersebut sehingga injeksi ini tidak dapat dibuat dalam
bentuk sediaan larutan. Sehingga kelompok kami membuat sediaan dalam bentuk
eliksir. Solusi yang dapat kami lakukan adalah mengubah komposisi pelarut,
menurut FORNAS pelarut API dapat digantikan dengan propilenglikol, akhirnya
kami memutuskan untuk membuat pelarut campur dari kombinasi propilenglikol,
etanol 96% dan API dengan diperhatikan pula nilai konstanta dielektrik
masing-masing pelarut.
Penggunaan etanol dalam formulasi
ini yaitu sebanyak 5 %, sedangkan propienglikol yang digunakan dihitung
berdasarkan KD dari diazepam, air, dan ethanol serta propilenglikol itu
sendiri, sehingga didapatkan konsentrasi propilenglikol yang harus digunakan
yaitu 12 %.
Menurut FORNAS (Formularium Nasional), proses pembuatan sediaan injeksi
diazepam dapat dibuat dengan metode sterilisasi autoklaf (sterilisasi A) dan
metode penyaringan (sterilisasi C). Sehingga dalam kelompok kami memilih
menggunakan sterilisasi akhir atau autoklaf karena tidak tersedianya alat jiga
menggunakan metode penyaringan.
Dalam pembuatan injeksi diazepam dilakukan beberapa
tahapan yaitu membuat API bebas O2 dengan cara Aqua
bidestilata di panaskan dalam erlenmeyer sampai air mendidih. Setelah air
mendidih kemudian dipanaskan lagi selama 40 menit. Setelah 40 menit baru
diangkat kemudian di dinginkan. Tahap selanjutnya yaitu menimbang zat aktif dan pelarut campur, setelah itu mencampurkan
ethanol sebanyak 1 g, propilenglikol
sebanyak 2.4 g, dan API sebanyak sebagai membilas kaca arloji bekas diazepam
dan cawan bekas ethanol dan propilenglikol dan dimasukkan ke dalam beker gelas.
Setelah itu zat aktif dilarutkan dengan pelarut campur di dalam beker gelas,
sebelum sediaan yang sudah jadi di masukkan kedalam vial dilakukan evaluasi
yaitu cek pH, dan pH yang didapat 5, kemudian ditambah dengan NaOH untuk
menaikkan pH sediaan, karena berdasarkan literatur pH dari injeksi diazepam
adalah 6,2 – 6,9. Setelah ditambahkan NaOH 5 tetes kemudian didapatkan pH
sediaan diatas 6 dan kurang dari 7, karena yang digunakan untuk mengukur ph
adalah ph universal, sehigga tidak dapat diketahui ph yang tepat. Setelah itu
sediaan disaring, dan sebelumnya kertas saring telah dibasahi dengan API. Pada
sekitar 5 ml tetesan pertama sediaan dibuang karena ditakutkan masih tersisa
zat-zat lain. Setelah disaring menguji kejernihan sediaan. Karena sediaan
injeksi volume kecil tidak diperbolehkan adanya partikel – partikel yang
melayang. Kemudian dimasukkan dalam ampul dengan menggunakan spuit sebanyak 2,2
ml. Tahap selanjutnya yaitu melakukan proses penutupan ampul dengan menggunakan
api. Dan proses terakhir yaitu
sterilisasi didalam autoklaf pada suhu 115 o C selama 30
menit. Dalam proses sterilisasi,
sediaan ampul dimasukkan dalam beker gelas dengan posisi terbalik, dan diberi
kapas pada bagian bawah, hal ini untuk menguji adanya kebocoran. Setelah proses
sterilisasi, ternyata tidak ada kebocoran pada sediaan yang kami buat.
J.
Kesimpulan
1.
Pembuatan sediaan injeksi diazepam dengan
komposisi pelarut campur yang terdiri dari propilenglikol, etanol 96%, dan API.
Pemilihan pelarut ini dipertimbangkan dari segi kelarutan dan stabilitas zat
aktif.
2.
Evaluasi
sediaan yang dilakukan adalah uji penampilan yaitu diperoleh larutan injeksi
yang jernih dan uji pH diperoleh pH sediaan lebih dari 6 kurang dari 7 berarti masuk ke dalam rentang syarat pH
sediaan injeksi diazepam yaitu 6,2 – 6,9.
3.
Sediaan injeksi diazepam yang telah kami buat
memenuhi persyaratan yang tertera pada FORNAS, dilihat dari nilai pH dan
tingkat kejernihan.
K.
Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia Edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Formularium Nasional Edisi Kedua. 1978. Departemen Kesehatan Repiblik Indonesia.
Departement of pharmaceutical Science. 1982. Martindale the Extra Pharmacoeia 28th edition. London: The Pharmaceutical Press.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.
Wade, Ainley and Paul J.Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, second edition. London : The Pharmaceutical Press
Formularium Nasional Edisi Kedua. 1978. Departemen Kesehatan Repiblik Indonesia.
Departement of pharmaceutical Science. 1982. Martindale the Extra Pharmacoeia 28th edition. London: The Pharmaceutical Press.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.
Wade, Ainley and Paul J.Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, second edition. London : The Pharmaceutical Press
Diazepam 5 mg/ml
Komposisi:
Tiap ml mengandung diazepam................................................5
mg
Indikasi:
Untuk pengobatan jangka
panjang pada gejala ansietas, sebagai terapi bahan untuk meringankan spasma
otot rangka karena inflamasi atau trauma digunakan juga untuk meringankan
gejala gejala pada penghentian alcohol akut dan premidikasi anestesi.
Efek samping:
Efek samping dari diazepam
dan benzodiazepine lainnya biasanya ringan dan jarang , mengantuk berkunang
kunang dan ataksia, kelelahan
,erupsi pada kulit, edema ,mual, dan konstipasi, gejala gejala ekstra
pirimidial, perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi
Interaksi obat:
dosis:
2-10 mg (iv dan im)
Penyimpanan:
Simpanan ditempat sejuk,
terlindung dari cahaya.
Kemasan:
box, 3 ampul @ 2 ml No. Reg. DNE 020412 1204 A1
Diproduksi oleh: Pt. NED RAYA, Jakarta, Indonesia
|
tiap ml mengandung
Diazepam................................5 mg
No. Reg. DNE 020412 1204 A1
Exp date juni
2013
|
K
|