31 maret 2012
tak terbayangkan dengan mimpi yang kudapat
serasa kenyataan yang ada
tak terbayangkan bisa bertemu dengan orang yang terduga selama ini
tapi semua itu membuat berbeda
membuat hati jadi berbunga-bunga
menyenangkan juga jika ada orang yang menyayangi
walaupun itu hanya sekedar mimpi
semoga itu menjadi kenyataan
amin.....
want meet you again mr f.......d
Sabtu, 31 Maret 2012
Selasa, 27 Maret 2012
kegelisahan
sudah beberapa hari tidak berkomunikasi dengan keluarga yang berada jauh ke arah timur
dari kemarin aku mencoba tuk menghubungi
tapi tak pernah da yang menjawab di seberang sana
tiba2....
sms pun datang
dan yang kudapat ternyata adalah kabar buruk
dah hampir lima hari ibuku tersayang tidak dalam kondisi yang semestinya aku harapkan
selain itu, ternyata adikku yang lucu dan sangat kusayangi juga sakit dah hampir 2 minggu
semua itu membuat hatiku sesak
aku sedih karena disaat seperti ini aku tak bisa bersama mereka
aku takut, aku sangat takut
hanya merekalah keluarga yang aku punya, selain kedua adikku
aku tak ingin terjadi apapun pada mereka
dalam pikiranku selalu muncul khayalan yang sangat menyedihkan
yang membuatku selalu gelisah saat berada jauh dari mereka
tak ada bayangan yang menyenangkan yang kubayangkan
aku takut, aku sangat takut
tolong bantu tenangkanlah aku, wahai temanku
dari kemarin aku mencoba tuk menghubungi
tapi tak pernah da yang menjawab di seberang sana
tiba2....
sms pun datang
dan yang kudapat ternyata adalah kabar buruk
dah hampir lima hari ibuku tersayang tidak dalam kondisi yang semestinya aku harapkan
selain itu, ternyata adikku yang lucu dan sangat kusayangi juga sakit dah hampir 2 minggu
semua itu membuat hatiku sesak
aku sedih karena disaat seperti ini aku tak bisa bersama mereka
aku takut, aku sangat takut
hanya merekalah keluarga yang aku punya, selain kedua adikku
aku tak ingin terjadi apapun pada mereka
dalam pikiranku selalu muncul khayalan yang sangat menyedihkan
yang membuatku selalu gelisah saat berada jauh dari mereka
tak ada bayangan yang menyenangkan yang kubayangkan
aku takut, aku sangat takut
tolong bantu tenangkanlah aku, wahai temanku
Sabtu, 24 Maret 2012
Pengaruh Pengosongan Lambung
I.
TUJUAN PERCOBAAN
v
Mengetahui pengaruh makanan terhadap pemberian
obat diazepam
v
Melihat pengaruh pengosongan lambung terhadap
pemberian obat
v
Mengenal manifestasi obat yang diberikan
II.
LANDASAN TEORI
Obat
umunya diberikan dengan interval pemberian 3-4 kali sehari, yang juga hampir
sama dengan kebiasaan makan sehari-hari yaitu tiga kali sehari. Anjuran untuk
minum obat dalam hubungannya dengan makan memang tergantung pengarruh makanan
terhadap efek obat dan dampak pemberian obat dengan ada atau tidak adanya
makanan. Makanan dapat mempengaruhi profil farmakokinetika suatu obat, sehingga
dapat mempengaruhi ketersediaan hayati, obat tersebut dan kemungkinan akan
mempengruhi efek terapinya.
Interaksi obat dengan makanan
Makanan
dapat mempengaruhi profil farmakokinetika obat, sehingga dapat mempengaruh
ketersediaan hayati dan efek terapi obat tersebut. Pengaruh makanan terhadap
farmakokinetika obat ini terutama terjadi pada proses absorbsi, meskipun dapat
pula terjadi pada proses metabolisme dan ekskresi obat.
Pengaruh
makanan terhadap absorbsi obat terjadi akibat adanya perubahan fisiologis dalam
saluran cerna atau adanya interaksi fisik dan kimiawi antara komponen makanan
tertentu dengan molekul obat perubahan
fisiologi saluran cerna yang dapat terjadi akibat adanya makanan adalah:
1.
Motilitas saluran cerna.
Motilitas
saluran cerna dapat meningkat akibat makanan. Jika motilitas terlampau cepat
akan menyebabkan absorbsi kurang baik. Karena obat terlalu cepatmelewati temapt
absorbsi.
2.
Waktu pengosongan lambung
Makanan
panas dengan viskositas tinggi, lemak, protein dan karbohidrat akan menghambat
waktu pengosongan lambung. Kelambatan waktu pengosongan lambung akan menurunkan
absorbsi obat yang bersifat asam atu netral, sebaliknya akan meningkatkan
obay-obat yang diabsorbsi melalui transpirt aktif.
3.
Sekresi saluran cerna
Makanan
akan meningkatkan sekresi lambung, cairan empedu, dan enzim-enzim lambung,
sehingga mempengaruhi disolusi dan metabolisme obat-obat yang tidak stabil pada
asam atau enzim lambung.
4.
Kecepatan aliran darah
Makanan
akan meningkatkan aliran darah ke saluran cerna dan organ-organ lain. Yang
dapat mempengaruhi efesiensi absorbsi obat terutama obat-obat yang mengalami
lintas pertama .
5.
Volume cairan dalam saluran cerna.
Semakin
besar volume dalam saluran cerna semakin cepat waktu pengosongan lambung,
sehingga akan meningkatkan absorbsi obat akibat adanya makanan.
Pengaruh
makan pada proses metabolisme
Pengaruh makanan pada proses metabolisme terjadi
akibat terjadinya perubahan aktifitas enzim yang berperan dalam metabolisme
obat, terutama hepar. Kebiasaan makan, diet, dapat memacu atau menghambat
aktifitas enzim dalam hepar sehingga merubah kecepatan metabolisme obat dalam
hepar.
Pengaruh makanan pada proses ekskresi
Pengaruh
makanan pada proses ekskresi terutama terjadi pada ekskresi obat oleh ginjal.
Beberapa obat tertentu dipengaruhi ekskrsinya keran terjadinya perubahan
keasaman urin.
DIAZEPAM
Diazepam
adalah obat psikotropika dari golongan benzodiazepin. Benzodiazepin.
(Klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, lorazepam, klorazepat, prazepam,
alprazolam, halozepam).
Farmakodinamik
Benzodiazepin
bekerja pada reseptor GABA. Terdapat dua jenis reseptor GABA, yaitu GABAA dan
GABAB. Reseptor GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks) terdiri atas lima
subunit yaitu α1, α2, β1, β2 dan γ2. Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi
spesifik subunit γ2 sehingga pengikatan ini menyebabkan pembukaan kanal
klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam sel menyebabkan peningkatan
potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi.
Efek
yg ditimbulkan benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan
efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas,
relaksasi otot dan antikonvulsan. Sedangkan efek perifernya: vasodilatasi
koroner (pada pemberian IV) dan blokade neuromuskular (pada pemberian dosis
tinggi).
Berbagai
efek yang menyerupai benzodiazepin:
Agonis
penuh, yaitu senyawa yang sepenuhnya serupa efek benzodiazepin misalnya:
diazepam. Agonis parsial, yaitu efek senyawa yang menghasilkan efek maksimum
yang kurang kuat dibandingkan dibandingkan diazepam. Inverse agonis, yaitu
senyawa yang menghasilkan kebalikan dari efek diazepam pada saat tidak adanya
senyawa yang mirip benzodiazepin. Antagonis, melalui persaingan ikatannya
dengan reseptor benzodiazepin misalnya: flumazenil
Absorbsi
benzodiazepin secara sempurna kecuali klorazepat (klorazepat baru diabsorpsi
sempurna setelah didekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil
diazepam (nordazepam).
Benzodiazepin
dan metabolitnya terikat pada protein plasma (albumin) dengan kekuatan berkisar
dari 70% (alprazolam) hingga 99% (diazepam) bergantung dengan sifat
lipofiliknya. Kadar pada CSF sama dengan kadar obat bebas dalam plasma. Vd
(volume of distribution) benzodiazepin besar. Pada pemberian IV atau per oral,
ambilan benzodiazepin ke otak dan organ dengan perfusi tinggi lainnya sangat
cepat dibandingkan pada organ dengan perfusi rendah (seperti otot dan lemak).
Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan disekresi ke dalam ASI.
Metabolisme
benzodiazepin di hati melalui kelompok enzim CYP3A4 dan CYP2C19. Yang
menghambat CYP3A4 a.l. eritromisin, klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketokonazol,
nefazodon dan sari buah grapefruit. Benzodiazepin tertentu seperti oksazepam
langsung dikonjugasi tanpa dimetabolisme sitokrom P. Secara garis besar,
metabolisme benzodiazepin terbagi dalam tiga tahap: desalkilasi, hidroksilasi,
dan konjugasi.
Metabolisme
di hati menghasilkan metabolit aktif yang memiliki waktu paruh lebih panjang
dibanding parent drug. Misalnya diazepam (t1/2 20-80 jam) setelah dimetabolisme
menjadi N-desmetil dengan waktu paruh eliminasi 200 jam.
Golongan
benzodizepin menurut lama kerjanya dibagi dalam 4 golongan:
- Senyawa yang bekerja sangat cepat
- Senyawa bekerja cepat, t1/2 kurang
dari 6 jam: triazolam, zolpidem, zolpiklon
- Senyawa yang bekerja sedang, t1/2
antara 6-24 jam: estazolam, temazepam
- Senyawa yang bekerja dengan t1/2 lebih
dari 24 jam: flurazepam, diazepam, quazepam.
ENZIM CYP2C19
Sitokrom
P450, famili 2, subfamili C, Polipeptida 19. Merupakan enzim monooksigenase.
Terdapat di retikulum endoplasma hati.
Fungsi:
·
Bertanggung jawab untuk metabolisme agen terapeutik
(omeprazole, diazepam, barbiturat)
·
Sintesis kolesterol, steroid dan lipid
CYP2C19
dipengaruhi gen 3%-5% ras kaukasoid dan 12%-13% orang asia mengalami
metabolisme rendah dengan enzim CYP2C19.
Pada
beberapa obat CYP2C19 menjadi jalur metabolisme primer, tapi lebih sering
menjadi jalur metabolisme sekunder. Contoh; Jalur primer omeprazol adalah
CYP2C19 sedangkan jalur sekundernya adalah CYP3A4. Bila aktivitas CYP2C19
normal tapi CYP3A4 mengalami inhibisi→metabolisme omeprazol tidak terganggu
secara signifikan. Bila konsentrasi enzim CYP2C19 menurun, dan CYP3A4 mengalami
inhibisi → konsentrasi omeprazol dalam tubuh meningkat karena metabolismenya
terganggu
Substrat
CYP2C19
Aripiprazole,
Carisoprodol, Citalopram*, Clomipramine, Clopidogrel, Clozapine ,Desipramine,
Diazepam*, Diphenyhidramine, Doxepin, Escilatopram*, Fluoxetine, Imipramine,
Lansoprazole, Mephenytoin, Methadone, Moclobemide*, Nelvinafir, Olanzapine,
Omeprazole*,Pantoprazole*, Pentamidine*, Phenobarbital, Phenytoin, Proguanil*,
Propranolol, Raberprazole, Sertraline*, Thalidomide*,Voriconazole, R warfarin
(*)
CYP2C19 menjadi jalur metabolisme primer
Diazepam
(t1/2=20-100 jam ) termasuk obat dengan kelas terapi antiansietas,
antikonvulsan, dan sedatif. Enzim utama yang digunakan dalam metabolisme
diazepam adalah CYP2C19, CYP3A4 dan CYP3A5. Metabolisme utama diazepam berada
di hepar, menghasilkan tiga metabolit aktif ; nordiazepam, oxazepam, dan
Temazepam.
Jalur
metabolisme diazepam :
·
Diazepam CYP2C19 nordiazepam (t1/2=30-200 jam
)
·
Nordiazepam CYP3A4 oxazepam (t1/2=5-15 jam )
Temazepam
(t1/2= 10-20 jam ) dimetabolisme CYP3A4 dan CYP3A5 lalu dikonjugasi dengan asam
glukuronat sebelum dieliminasi dari tubuh.
Efek samping
Pada
dosis hipnotik kadar puncak menimbulkan efek samping a.l. kepala ringan, malas,
tidak bermotivasi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi
mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disartria,
amnesia anterogard. Interaksi dengan etanol (alkohol) menimbulkan efek depresi
yang berat.
Efek
samping lain yang lebih umum: lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo,
mual/muntah, diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada dan
inkontinensia. Penggunaan kronik benzodiazepin memiliki risiko terjadinya ketergantungan dan penyalahgunaan. Untuk
menghindari efek tsb disarankan pemberian obat tidak lebih dari 3 minggu.
Gejala putus obat berupa insomnia dan ansietas. Pada penghentian penggunaan
secara tiba-tiba, dapat timbul disforia, mudah tersinggung, berkeringat, mimpi
buruk, tremor, anoreksi serta pusing kepala. Oleh karena itu penghentian
penggunaan obat sebaiknya secara bertahap.
III.
ALAT dan BAHAN
Alat :
·
Alat suntik
·
Timbangan hewan
·
Kapas
|
Bahan:
·
Mencit
·
Obat diazepam konsentrasi 15 mg/kg
·
Alkohol
|
IV. cARA KERJA
V.
HASIL PRAKTIKUM
Berat Mencit :
1.
Mencit yang dipuasakan = 30 g
2.
Mencit yang tidak dipuasak = 24 g
VAO :
1.
Mencit yang dipuasakan = = 0,09 ml
2.
Mencit yang tidak dipuasakan =
= 0,072 ml
Hasil
Pengamatan :
Kelompok
|
Puasa
|
Non –
puasa
|
||
On-Set
|
Durasi
|
On-Set
|
Durasi
|
|
1
|
1’’ 31’’’
|
67’’ 13’’’
|
10’’ 05’’’
|
52’’ 57’’’
|
2
|
3’’
|
74’’
|
8’’
|
1’ 1’’
|
3
|
1’’ 20’’’
|
90’’
|
3’’
|
45’’
|
4
|
4’’
|
1’ 19’’
|
4’’
|
1’ 33’’
|
5
|
2’’
|
1’ 30’’
|
6’’
|
1’
|
6
|
1’’
|
1’ 25’’
|
2’’
|
1’ 20’’
|
Keterangan :
‘ = Jam
‘’
= Menit
‘’’ = Detik
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini
dilakukan pengamatan terhadap efek obat (diazepam) yang ditimbulkan pada mencit
setelah diberi perlakuan yang berbeda. 2 jam sebelum memulai praktikum terlebih
dahulu memisahkan satu mencit untuk diberi perlakuan yang berbeda, yaitu seekor
mencit dipuasakan selama 2 jam, kemudian mencit yang lain tidak dipuasakan.
Variable kontrol yang digunakan adalah dengan menginjeksikan pada kedua mencit
dengan rute intraperitonial (IP). Rute ini digunakan dengan alasan bahwa pada
hasil pengamatan pada praktikum yang lalu diperoleh bahwa rute pemberian obat
yang paling cepat menimbulkan efek dan efek tersebut bertahan lama adalah
melalui rute intraperitoneal, yaitu pada abdomen bawah pada mencit.
Mencit yang
digunakan ada 2 ekor, masing ditimbang dengan bobot 30 g untuk yang dipuasakan
dan 24 g untuk yang tidak dipuasakan. Dengan mengetahui bobot dari
masing-masing mencit maka didapatkan VAO dari obat diazepam yang diambil adalah
sebanyak 0,09 ml untuk yang dipuasakan dan 0,072 ml untuk yang tidak
dipuasakan.
Dari hasil praktikum
diperoleh bahwa efek diazepam yang timbul (on-set) pada mencit lebih cepat pada
mencit yang dipuasakan terlebih dahulu dibanding yang tidak dipuasakan. Hal ini
bias dilihat pada hasil praktikum kelompok 1 bahwa on-set dari diazepam pada
mencit yag dipuasakan jauh lebih cepat yaitu pada menit pertama, sedangkan pada
mencit yang tidak dipuasakan on-set baru terlihat setelah 5 menit 10 detik. Akan
tetapi, durasi dari efek diazepam pada 2 ekor mencit ini berbeda. Terbukti dari
hasil tabulasi data kelas yang salah satunya dari kelompok 1 menunjukkan bahwa
durasi diazepam yang paling lama adalah pada mencit yang dipuasakan sekitar 67
menit 13 detik, sedangkan pada mencit yang tidak dipuasakan durasi hanya
bertahan selama 532 menit 57 detik.
Hal ini dikarenakan
penyerapan yang terjadi juga berbeda. Pada mencit yang sudah dipuasakan,
makanan yang dimakan telah dimetabolisme dan menjadi cadangan makanan. Cadangan
makanan yang ada padanya telah dipergunakan pada saat mencit tidak mengkonsumsi
makanan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam tubuh mencit sudah tidak ada
makanan lagi yang dimetabolisme, atau juga bisa dikatakan bahwa lambung mencit
telah kosong. Kosongnya lambung ini dapat mempermudah absorpsi obat pada
lambung dan usus, karena sudah tidak sesuatu yang menghalangi perjalanan obat
(diazepam) untuk menenbus membran atau mukosa pada lambung. Sehingga obat yang
diinjeksikan lebih mudah untuk diabsorpsi. Setelah proses absorpsi oleh
pembuluh darah atau setelah sampai pada peredaran darah sistemik, maka efek
yang ditimbulkan lebih cepat, dan absorpsi yang terjadi dapat secara maksimum
karena kosongnya lambnng saat puasa.
Sedangkan pada mencit yang tidak dipuasakan, efek yang
timbul lebih lambat. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya absorpsi yang terjadi
pada tubuh mencit karena di dalam tubuh mencit masih terdapat makanan yang
sedang di absorbsi dan ada yang masih akan di metabolisme. Hal ini akan
berpengaruh pada absorpsi obat yang dilakukan yaitu akan menghambat absorpsi
ketika masih ada banyak makanan yang belum terabsorpsi. Sehingga efek yag
ditimbulkan pada pengamatan akan lebih lama dibanding dengan mencit yang berpuasa.
Selain penyerapan obat terhambat oleh makanan yang ada di dalam mencit, juga
absorpsi yang dilakukan tubuh mencit yang tidak puasa tidak dapat secara
maksimal.
Secara farmakokinetik, obat golongan benzodiazepin
diabsorpsi secara sempurna kecuali klorazepat (klorazepat baru diabsorpsi
sempurna setelah didekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil
diazepam (nordazepam). Untuk distribusi dari golongan benzodiazepin dan
metabolitnya terikat pada protein plasma (albumin) dengan kekuatan berkisar dari
70% (alprazolam) hingga 99% (diazepam) bergantung dengan sifat lipofiliknya.
Secara garis besar, metabolisme benzodiazepin terbagi dalam tiga tahap:
desalkilasi, hidroksilasi, dan konjugasi. Sedangkan untuk ekskresi metabolit
benzodiazepin bersifat larut air melalui ginjal
Hasil praktikum ini
didapatkan bahwa efek
yang ditimbulkan pada keduanya adalah sedatif. Mencit hanya diam dan tidak
tidur. Pada awal timbulnya efek, mencit mengalami ataxia yakni, kehilangan
keseimbangan tubuhnya, kemudian mencit diam (mengalami efek sedatif) dan
sesekali mencit bergerak dan kemudian
diam lagi untuk beberapa saat.
VII.
KESIMPULAN
v
Tujuan
praktikum ini adalah mengamati efek obat (diazepam) yang ditimbulkan pada
mencit setelah diberi perlakuan yang berbeda. Satu ekor mencit dipuasakan
selama 2 jam sebelum pemberian obat diazepam dan satu lagi tidak dipuasakan.
v
Mencit
yang digunakan ada 2 ekor, masing-masing ditimbang dengan bobot 30 g untuk yang
dipuasakan dan 24 g untuk yang tidak dipuasakan. Dengan mengetahui bobot dari
masing-masing mencit maka didapatkan VAO dari obat diazepam yang diambil adalah
sebanyak 0,09 ml untuk yang dipuasakan dan 0,072 ml untuk yang tidak
dipuasakan.
v
Kedua
hewan coba diinjeksikan dengan rute intraperitonial (IP).
v
Hasil
praktikum menunjukkan bahwa efek diazepam yang timbul (on-set) pada mencit
lebih cepat pada mencit yang dipuasakan terlebih dahulu dibanding yang tidak
dipuasakan, sedangkan durasi dari diazepam ini sendiri lebih lama pada mencit
yang dipuasakan daripada yang tidak dipuasakan. Hal ini dikarenakan proses
absorbsi yang berbeda pada keduanya. Yang paling cepat menunjukkan on-set
dipengaruhi oleh adanya kekosongan lambung yang menjadikan proses absorbsi
berjalan secara maksimal.
v
Efek yang ditimbulkan pada keduanya adalah sedatif. Mencit hanya
diam dan tidak tidur.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Farmakologi
dan Terapi. Departemen Farmakologi FKUI : Jakarta
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran . EGC : Jakarta
Syarif, Amir, dkk.
2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta
: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 2007
Hoan
Tjay, Tan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat
Penting – Khasiat, penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo Kelompok Kompas - Gramedia
Langganan:
Postingan (Atom)