I.
PRAFORMULASI
Asam
Stearat
|
|
Sinonim
Rumus
kimia
|
:
C18H36O2
|
Pemerian
|
Zat
padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, mirip lemak lilin, warna
putih atau kuning pucat
|
Kelarutan
|
Praktis
tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) dalam 2 bagian
kloroform dan dalam 3 bagian eter p
|
Bobot
per ml
Titik
leleh
dosis
|
Tidak
kurang dari 54 0 c
69,6
Untuk
krim 1-20%
|
Indeks
bias
|
1,468
– 1,471
|
Bilangan
asam
|
Tidak
lebih dari 2,0
|
Bilangan
Iodium
|
79
– 88
|
Kestabilan
atyang
sejuk dan kering.
|
Asam stearat merupakan bahan
yang stabil antioksi dan mungkin
juga ditambahkan ke
dalamnya. Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik di
tempat yang sejuk dan kering.
|
Penyimpanan
|
Dalam
wadah tertutup baik
|
Khasiat
dan kegunaan
|
Zat
tambahan, emulsifying agent, solubilizing agent
|
Ekstrak Teh hijau katekin
|
|
Titik Lebur
|
104-106OC
|
Stabilitas
|
Sensitif
terhadap cahaya matahari dan oksigen karena dapat menyebabkan perubahan warna
|
Kelarutan
|
Larut
dalam air hangat
|
Fungsi
|
Sunnscreen,antioksidan
|
OTT
|
Oksidator,asam
klorida,asam anhidrat,asam dan basa nitrat.
|
pH optimum
|
4-8
|
TEA
(TRIETHANOLAMINE)
|
|
Sinonim
|
Trolaminum;
triethylolamine; trihydroxytriethylamine;
|
Stuktur Molekul
|
|
Rumus Kimia
|
C6H15NO3
|
Nama Kimia
|
2,2’,2”-Nitrilotriethanol
|
Berat Molekul
|
149.19
|
Pemerian
|
Warna = tidak
berwarna smpai kuning pucat
Bau = sedikit berbau seperti amoniak
Bentuk = Cairan
Kental
|
Titik Lebur
|
20–21oC
|
pH Stabilitas
|
10.5 (0.1N solution)
|
Kelarutan
|
|
Fungsi
|
Alkalizing agent; emulsifying
agent Trietanolamina banyak digunakan dalam formulasi topikal terutama dalam pembentukan emulsi.Ketika
dicampur dalam proporsi equimola dengan asam lemak,seperti asam stearat atau
asamoleat,trietanolamina membentuk sabun anionik dengan pHsekitar 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying
agen untuk menghasilkan busa-halus, emulsi minyak dalam air yng
stabil.Konsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsi-fikasi adalah2-4%
v / vtri etanolamina dan 2-5 kali dari asam lemak.
|
Stabilitas
|
·
Bersifa
sangat higroskopis
·
Trietanolamina mungkin berubah menjadi cokelatsaat terkena udara dan cahaya
·
Homegeneity dapat dikembalikan dengan pemanasan dan pencampuran sebelum
digunakan.
|
Penyimpanan
|
dalam wadah kedap udara terlindung daricahaya,di tempat yang sejuk dan
kering.
|
OTT
|
·
perubahan warna dan pengendapan dapat terjadi
dengan adanya garam-garam logam berat.
·
Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti
tionilklorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen dan produk dari
reaksi-reaksi ini sangat beracun,menyerupai nitrogen mustardlain.
|
Butylated
Hydroxytoluene
|
|
Sinonim
|
Agidol; Dalpac;
Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP
|
Struktur Molekul
|
|
Rumus Kimia
|
C15H24O
|
Nama Kimia
|
2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol
|
Berat Molekul
|
220.35
|
Pemerian
|
Warna :putih atau kuning pucat
Bentuk : kristal padat atau bubuk
bau : bau yang membuat
pusing yang khas
|
Fungsi
|
Antioksidan
|
Kadar
|
Topical
formulations: 0.0075–0.1
|
Titik Lebur
|
70OC
|
Kelarutan
|
·
praktis tidak larut dalam air, propylene glikol,gliserin, larutan hidroksida alkali,dan larutan asam mineral.
·
Mudah larut dalam aseton, etanol (95%), benzena,eter,metanol,toluen,
minyak dan minyak mineral.
·
Sangat
larut dari hydroxyanisolebutylated
dalam minyak sayuran dan lemak.
|
Stabilitas
|
Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan
perubahan warna dan hilangnya aktivitas
|
Penyimpanan
|
Butylated hidroksitoluen harus disimpan dalam wadah
tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
|
OTT
|
·
Inkompatilitas dengan Oksidator kuat seperti peroksida dan permanganates.Kontak dengan zat pengoksidasi dapat
menyebabkan reaksi
pembakaran yang spontan.
·
Garam-garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas.
·
pemanas dengan jumlah katalitik dari
asam menyebabkan dekomposisi
yang cepat dengan melepaskan gasisobutene yang mudah terbakar.
|
Boric
Acid
|
|
Sinonim
|
Borofax; boron
trihydroxide; E284;orthoboric acid; trihydroxyborene.
|
Rumus Kimia
|
H3BO3
|
Pemerian
|
Bubuk kristal putih
|
Fungsi
|
Antimicrobial Agent
|
pH Stabilitas
|
3.5–4.1 (5% w/v
aqueous solution)
|
Titik Lebur
|
170.9OC
|
Kelarutan
|
Larut dengan etanol, eter,air, gliserin, dan fixed oils and vegetable oil.Kelarutan dalam air meningkat dengan penambahan klorida,sitrat,atau
asam tartarat.
|
Penyimpanan
|
Asam borat bersifat higroskopis dan karena itu harus disimpan dalam wadah
kedap udara, disegel. Wadah harus diberi label Tidak untuk
Penggunaan Internal.
|
Coconut
Oil
|
|
Pemerian
|
Warna : jernih kuning pucat
Bau : tidak berbau
|
Bobot per ml
|
0,94 -0,95 gram
|
Titk Lebur
|
23-26OC
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut
dalam air,mudah larut dalam ethanol (95%),dalam kloroform dan dalam eter
|
Penyimpanan
|
wadah tertutup baik,di tempat yang
sejuk terhindar dari cahaya
|
Fungsi
|
Moisturizing Agent
|
Gliserin
|
|||||||||||||||||
Sinonim
|
Glycerolum,
gliserol
|
||||||||||||||||
Struktur
molekul
|
CH2OH-CHOH-CH2OH
|
||||||||||||||||
Berat
molekul
|
92,10
|
||||||||||||||||
Pemerian
|
Cairan
seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk masa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 200
|
||||||||||||||||
Kelarutan
|
Dapat
campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P dalam eter P dan dalam minyak lemak
|
||||||||||||||||
Bobot
per ml
|
1,255
-1,260
|
||||||||||||||||
Indeks
bias
|
Antara
1,471 dan 1,474
|
||||||||||||||||
Penyimpanan
|
Dalam
wadah tertutup baik
|
||||||||||||||||
Khasiat
dan kegunaan
|
|
||||||||||||||||
Incompabilitiy
|
Gliserin
terurai dengan adanya senyawa-senyawa pengoksidasi kuat, seperti chromium
trioxide, potasium klorat dan potasium permanganat
|
II.
FORMULASI
Ektrak
teh hijau 5 %
Minyak
kelapa 10 %
Asam
stearat 10 %
Gliserin 10 %
Borax 0,25 %
TEA 1 %
BHT 0,0075 %
Parfum
qs
m.f
Cream 25
gram
III.
PENIMBANGAN
BAHAN
Pembuatan krim
Ektrak
the hijau =
X 25 = 1,25
Minyak kelapa =
X 25 = 2,5
As. stearat =
X 25 = 2,5
gliserin =
X 25 = 2,5
borax
=
X 25 = 0,06255
TEA =
X 25 = 0,25
BHT =
X 25 = 0,03
Parfum qs
Aquadest (25 – 9,o925 ) = 15,9075 ≈ 15,91 ml
Penimbangan untuk
uji spektrofotometer
1. Ekstrak daun teh
Larutan induk :1000
ppm
1000 ppm :
:
·
120 ppm
120 ppm : V1M1
: V2M2
1000 × V1 : 120 × 25
V1 :
: 3
·
80 ppm
80 ppm : V1M1
: V2M2
1000
× V1 : 80 × 25
V1 :
: 2
·
80 ppm
40 ppm : V1M1
: V2M2
1000
× V1 : 40 × 25
V1 :
: 1
IV.
ALAT
DAN BAHAN
PROSES
EKSTRAKSI
ALAT
|
BAHAN
|
Erlenmeyer
2000 ml
|
serbuk daun singkong 100 gram
|
Batang
pengaduk
|
Alcohol 96% 450 ml (hingga serbuk teh hijau terendam hingga 2 cm
diatasnya)
|
Gelas
ukur, arloji
|
|
Rotatory
evaporator
|
PEMBUATAN
KRIM TABIR SURYA
ALAT
|
BAHAN
|
Kaca
arloji
|
Ekstrak
daun the hijau5%
= 1,25
gram
|
Spatel
|
Asam
stearat 10% = 2,5
gram
|
Gelas
ukur
|
Minyak
kelapa 10% = 2,5 ml
|
Cawan
penguap
|
Gliserin
10% = 2,5ml
|
Batang
pengaduk
|
TEA
1 % = 0,25ml
|
Gelas
piala
|
Borax
0,25% = 0,06255 gram
|
Perangkat
waterbath
|
BHT
0,0075 % = 0,03 mg
|
Thermometer
|
Parfum
qs
|
Mortar
dan alu
|
Aquadest
ad 25 gram = ± 15,91 ml
|
Sudip
|
|
Wadah
krim
|
Krim Tabir surya ekstrak teh hijau
No.
|
Panjang gelombang
(nm)
|
Absorbansi ( A)
|
Transmitan ( T)
|
Fe / Fp
|
T * Fe
|
T * Fp
|
1
|
290
|
4,074
|
0,0084
|
0,1105
|
0,001
|
|
2
|
295
|
3,700
|
0,019
|
0,6720
|
0,013
|
|
3
|
300
|
3,365
|
0,043
|
1,000
|
0,043
|
|
4
|
305
|
3,155
|
0,069
|
0,2008
|
0,014
|
|
5
|
310
|
2,998
|
0,100
|
0,1364
|
0,013
|
|
6
|
315
|
2,792
|
0,161
|
0,1125
|
0,018
|
|
7
|
320
|
2,625
|
0,237
|
0,1079
|
|
0,025
|
8
|
325
|
2,447
|
0,357
|
0,1020
|
|
0,036
|
9
|
330
|
2,293
|
0,509
|
0,0976
|
|
0,048
|
10
|
335
|
2,114
|
0,769
|
0,0789
|
|
0,061
|
11
|
340
|
1,932
|
1,169
|
0,0669
|
|
0,078
|
12
|
345
|
1,764
|
1,722
|
0,0570
|
|
0,098
|
13
|
350
|
1,165
|
2,427
|
0,0488
|
|
0,118
|
14
|
355
|
1,490
|
3,191
|
0,0456
|
|
0,145
|
15
|
360
|
1,403
|
3,954
|
0,0356
|
|
0,141
|
|
|
|
|
|
∑= 0,103
|
∑= 0,753
|
I.
PEMBAHASAN
Teh merupakan salah satu tanaman yang banyak
digunakan sebagai minuman tradisional oleh sebagian masyarakat karena teh
memiliki banyak manfaat bagi manusia diantaranya berkhasiat sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit, seperti penyakit kanker. Selain sebagai obat, teh juga
banyak digunakan sebagai zat aditif produk-produk kosmetik dan makanan. Teh
dapat dibedakan dalam tiga kategori utama berdasarkan pengolahannya. Namun
jenis teh pada dasarnya hanya terdiri tiga kelompok utama (Anonymous, 2007).
a. Black Tea ( Teh Hitam )
Adalah
jenis Teh yang dalam pengolahannya, melalui proses fermentasi secara penuh.
b. Oolong Tea ( Teh Oolong )
Adalah
jenis Teh yang dalam pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi.
c. Green
Tea ( Teh Hijau )
Adalah
Jenis Teh yang dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi.
Aktivitas teh hijau sebagai antioksidan
dikarenakan kandungan polifenolnya, termasuk di dalamnya flavonoid (flavonol
dan katekin). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi
flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanol dan kalkon (Ardiansyah, 2007).
Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagiam besar dikenal sebagai
katekin. Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol dan merupakan
antioksidan yang kuat, lebih kuat dari vitamin E, C, dan β-karoten. Didalam teh
ada beberapa jenis katekin yaitu epicatechin (EC), epicatekin gallate
(ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate
(EGCG), gallokatekin, dan katekin (Alamsyah, 2006)
Pada
praktikum ini,kami membuat sediaan cream tabir surya,kami memilih tumbuhan teh hijau sebagai zat aktif karena
didalam teh hijau terdapat senyawa
katekin yang dimilikinya yaitu epicatecin (EC),epigallocatechinn (EGC)
,epicatechin 3 gallate (ECG),untuk kandungan yang dimiliki oleh katekin yang
berperan penting dalam pembuatan tabir surya dari ekstrak teh yaitu epicatechin
3 gallate (EGCG)
Epicatechin
3 gallate (EGCG) yang dapat berkompetisi dengan enzim L-tirosinase dan terikat
pada tempat aktif dari tirosinase.Akibatnya terjadi hambatan kerja dari
tirosinase yang menyebabkan terhambatnya pembentuk pigmen melanin,sehingga
dapat mengurangi hiperpigmentasi pada kulit,dan yang pokok utamanya disini epigallocatechin
gallate (EGCG) yang dapat
menyerap,
menghamburkan atau memantulkan sinar surya yang mengenai
kulit sehingga dapat digunakan untuk
melindungi fungsi dan
struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya
kami menimbang teh hijau
sebanyak 100 gr kemudian kami
menggunakan metode digesti alasannya sebenarnya lebih efektif
menggunakan metode maserasi tetapi bila menggunakan maserasi waktu yang digunakan
terlalu lama selama 24 jm,dan bila menggunakan metode sokletasi bahan akif
tidak tahan panas akhirnya kami memilih
menggunakan metode digesti dengan alasan waktu yang digunakan lebih
pendek kemudian diekstrak dengan etanol 96% alasanya menggunakan etanol karena etanol
bersifat polar dan mampu meanrik senyawa katekin yang ada pada ekstrak teh
hijau,
sebanyak 450 ml dengan suhu <60 0c selama 30 menit
kemudian dilakukan penyaringan dengan kain
kasa dan kapas dengan
tujuan mendapatkan ekstrak yang bening
,setelah disaring filtratnya dievaporasi sampai diperoleh ekstraks kental di uap kan selama 40 0c disimpan di lemari es jadi lah ekstrak daun
teh yang berwarna hijau dan
kental.
Bahan-bahan yang kami
gunakan yaitu ekstrak teh hijau yang kami dapat kan dari pembuatan
ekstrak,kemudian asam stearat,TEA,minyak kelapa disini sebagai emulsifying
agent supaya bisa membentuk massa krim,dan selanjutnya
BHT sebagai antioksidan supaya sediaan tidak mudah teroksidasi ,gliserin sebagai pelembut kulit sehingga
ketika di pakai menimbulkan rasa yang
nyaman, dan borak sebagai
pengawet.
Pada dasarnya pembuatan krim
tabir surya ini sama halnya dengan metode pembuatan krim pada umumnya untuk praktikum ini kami membuat 2
sediaan,sediaan pertama hanya basis saja tanpa ditambah ekstrak teh hijau dan
sediaan kedua ditambah ekstrak teh hijau.untuk sediaan yang dtambah dengan
ekstrak teh hijau,
peleburan fase minyak seperti (minyak kelapa ,asam stearat,BHT)
dilebur diwadah dengan suhu 700c dan juga melebur fase air
(gliserin,borak,)
diwadah yang berbeda dengan suhu 700c keduanya dilebur dengan waktu yang sama,setelah semua fase minyak dan fase air melebur baru lah di campurkan jadi satu di mortar
yang sudah dibilas dengan air hangat kemudian diaduk
sampai membentuk massa krim setelah jadi krim menambahkan TEA sebagai ajust aduk ad homogen dan ekstrak daun teh ditambahkan ke dalam krim,di aduk ad homogen diberi parfum.,kemudian
kami melakukan uji evaluasi yang mana evaluasi ini meliputi homogenitas
,organoleptis,pengolesan pada kulit .Untuk organoleptis pertama warna yang didapat yaitu
warna hijau muda tidak jauh dari warna asli ekstraknya,bau aroma khas teh hijau ,kemudian uji homogenitasnya yaitu
lembut yaitu pada saat dioleskan ditangan
langsung meresap,dan untuk uji ph
yang didapat 6 masih masuk rentang dengan ph ekstrak teh 4-8,untuk uji iritasi
kulit ketika diujikan kekulit rasanya lembut ,nyaman disini menandakan bahwa
sediaan krim ini tidak mengiritasi kulit karena ph yang didapat yaitu 6
Selanjutnya pembuatan
sediaan kedua yaitu tanpa penambahan ekstrak hanya basis saja proseduk kerja
sama seperti sediaan pertama hanya saja untuk sediaan ini terdiri dari basis
saja tanpa penambahan ekstrak hanya saja volume aquadestnya ditambah untuk
pengganti ekstrak dan selanjutnya melakukan evaluasi hasil sediaan yang didapat
agak lebih encer dibandingkan dengan yang ditamabah ekstrak tadi dan warnanya
lebih putih seperti warna basis tetapi hasil uji evaluasi organoleptisnya sama
seperti yang ditambah dengan ekstrak teh hijau,untuk sediaan krim yang
ditambahkan ekstrak krim setelah hari ke 7 warnanya berubah dengan alasan krim
tersebut sudah teroksidasi sehingga warnanya berubah.
Pada uji aktivitas tabir surya menggunakan
krim yang mengandung ekstrak teh hijau dan menggunakan ekstrak teh hijau murni.
Uji aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri dengan menentukan
panjang gelombang, Pengukuran serapan awal krim dan pengukuran perubahan
serapan krim setelah disinari UV. Tetapi pada percobaan ini, hanya dilakukan
pengukuran serapan awal krim untuk uji efektivitas krim tabir surya dengan
menghitung nilai absorbansi sehingga dapat di hitung nilai transmitans
(T), Fluks eritema (Fe) dan Fluks
Pigmentasi (Fp).
Disini untuk uji efektifitas
tabir surya kami menimbang ekstrak teh kental sebanyak 25 mg/25 ml dilarutan dengan menggunakan etanol yang mana
pemilihan larutan berdasarkan selektivitas dari kelarutan ini digunakan sebagai
larutan induk (1000 ppm) dan untuk menghitung nilai 120 ppm,40 ppm dan 80 ppm
dihitung menggunakan rumus v1m1:v2m2
dan setelah didapat baru lah menentukan absorbansi dari masing-masing
ppm,alasan mengapa harus dicari absorbansi dari masing-masing ppm karena untuk
menetukan nilai %Te dan %Tp setelah
dapat absorbanya dari masing-masing ppm baru dihitung nilai %Te dan %Tp dari
masing-masing ppm.
Kemudian sediaan krim juga
dicari absorbansinya kami menimbang krim sebanyak 1,25 gr/50 ml di larutan
denagn air karena bila ditambahkan etanol tidak melarut sehingga kami
melarutkannya menggunakan aquadest,.kemudian disentrifuge hingga dapat larutan
yang bening kemudian diambil dan disaring baru diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer uv-vis.Semua dilakukan untuk menentukan % transmitan dari panjang gelombang
yang telah di tentukan antara 292 nm- 317 nm untuk menentukan fluks eritema dan
pada panjang gelombang 322 nm- 372 nm untuk menentukan fluks pigmentasi.
Setelah semua dihitung untuk
hasil ekstrak krim 120 ppm %Te (4,314) dan %Tp (1,537) untuk %Te dan %Tp keduanya tidak
masuk kategori range,dan untuk 80 ppm %Te (2,761)
dan %Tp (1,343) untuk %Te tidak
masuk waktu range sedangkan untuk %Tp masuk sebagai sunblock dan untuk 40 ppm
%Te (1,89) dan % Tp (1,2046) untuk % Te masuk rentang
sebagai proteksi ultra dan untuk %Tp tidak masuk range.Untuk sediaan krim %Te (0,046) ,%Tp (1,274) untuk %Tp masuk range
sebagai sunblock dan untuk %Tp tidak masuk rage disini dapat disimpulkan pada
80 ppm memiliki efektivitas sebagai sunblock dan 40 ppm memiliki efektivitas
sebagai proteksi ultra dan untuk sediaan krim memiliki efektifitas sunblock berarti disini sediaan kami berpotensi sebagai
sunblock dan proteksi ultra
II.
KESIMPULAN
Pembuatan 2 sediaan
krim ,untuk sediaan krim pertama
menggunakan ekstrak teh hijau dan yang kedua sediaan krim tanpa ekstrak atau
yang menggunakan basis saja (hasilnya agak encer dibanding krim yang pertama)dengan
menggunakan metode digesti
Pada krim
%Tp(0,046) sebagai sunblock dan %Te (1,274) tidak masuk range,untuk ekstrak
dari ketiga ppm (120,80,40) yang mempunyai efektifitas yaitu pada 80 ppm
sebagai sunblock dan 40ppm sebagai proteksi ultra
Teh merupakan senyawa
bahan alam yang mengandung senyawa polifenol didalamnya terdapat senyawa
katekin yang dapat menghambat terpaparnya sinar uv
III.
DAFTAR
PUSTAKA
Anief, M. 2006. Ilmu Meracik
Obat. Jogjakarta : UGM PRESS.
C. Ansel, Howard. 1989. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, Ed. IV. Jakarta: UI-Press.
Depkes RI. 1979. Farmakope
Indonesia Ed III. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope
Indonesia Ed IV. Jakarta.
Wade, Ainley and Paul J Weller.
1994. Handbook of Pharmaceutical excipients.Ed II. London; The
Pharmaceutical Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar