Kamis, 27 Oktober 2011

"2" INSPIRATIF

segala sesuatu diciptakan 2 kali...
dalam imajinasi, dan dalam dunia nyata
dengan kerja keras, tinggalkan bukti di dunia nyata bahwa impianmu ada
bersama alam bawah sadarmu kamu bermimpi, bersama alam sadarmu kamu berjuang
karena manusia ada, ia bisa ada
karena tidak ada sangkal dan bukan tanpa alasan berabad-abad lewat. impian dan kerja keras terlahir menjadi kenyataan. terlahir dari manusia.....makhluk Tuhan dengan segala keterbatasannya, makhluk Tuhan dengan kehidupannya yang tidak pernah sempurna
karena berabad lewat semenjak ia ada di muka bumi ini manusia bisa, manusia melakukannya. percaya bahwa sesuatu yang tidak mungkin adalah mungkin, manusia bisa membuat sesuatu luar biasa terjadi, kalau manusia tidak mempercayainya, apa yang ia temukan sebagai manusia? apakah kita benar-benar manusia?
keajaiban itu ada
datang di dunia imajinasibersama pikiran, impian yang behkan lebih hebat dari ilmu pengetahuan corgito ergo sum, aku berpikir maka aku bisa
datang di dunia nyata bersama perjuangan dan kerja keras manusia, certamen ergo sum, aku berjuang maka aku bisa
manusia layaknya percaya ia hidup karenanya, ia ada untuk percaya bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang luar biasa untuk dirinya. bahwa di balik keterbatasan dan ketidak sempurnaan hidup, setiap diri ini adalah kekuatan yang tidak pernah sedikitpun diremehkan oleh Sang Pencipta
by: Donny Dhirgantoro dalam bukunya "2"

Minggu, 23 Oktober 2011

analisis biokimia darah


ANALISIS BIOKIMIA DARAH

I.            TUJUAN PRAKTIKUM
ü  Dapat membuat filtrat darah bebas protein dengan metoda Folin – Wu
ü  Dapat mengetahui kadar gula darah dengan metoda Folin – Wu
ü  Dapat menghitung kadar kreatinin darah / plasma
II.            TEORI
Glukosa (gula darah)
Glukosa (suatu glukosa monosakarida) adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami glukosa disebut juga dekstrosa, terutamanya dalam industri panagn. Glukosa (C6H12O6) memiliki berat molekul 180.18, termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang mengandung enam atom karbon (Lehniger 1982)
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam biologi. Hal itu terjadi karena glukosa dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi system biokimia primitive. Hal yang lebih penting bagi organism tingkat atas  adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikolisasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. (Lehniger 1982).
Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis (Murrat 2003). Glukogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus-menerus diperlukan sebagai energy, khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosi. Glukosa juga diperlukan didalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-gliserol dan mungkin glukosa juga mempunyai peran didalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh jaringan tubuh. Selain itu, glukosa merupakan satu-staunya bahan bakar yang memasoj energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2003).
Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapt digunakan untuk memprediksi metabolism yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan 1 glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energy. Namun jika kandungan glukosa tersebut di bawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukogenesis untuk mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah ( Poediadji 1994).
Glukogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen.substrat utamanya adalah asam-asam amino , glukogenik, laktat gliserol dan propionat. Hati dan ginjal adalah adalah jaringan glukoneogenik utama.
Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80 mg/100 ml darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120 mg/ 100 ml. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, otot jantung dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaanya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis ) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara.
Glukosa terbentuk dari dua kelompok senyawa yang menjalani glukoneogenesis (1) kelompok yang terlibat dalam perubahan netto langsung menjadi glukosa, termasuk sebagian besar asam amino dan propionat da (2) kelompok yang merupakan produk metabolisme glukosa di jaringan. Oleh karena itu laktat yang dibentuk oleh glikolisis di otot rangka dan eritrosit, diangkut ke hati dan ginjal tempat zat ini diubah kembali menjadi glukosa, yang kembali tersedia melalui sirkulasi untuk oksidasi di jaringan. Proses ini dikenal sebagai siklus Cori atau siklus asam laktat.
Menurut Villee (1999), bahwa sekresi insulin dan glukagon dikontrol oleh kadar glukosa dalam darah. Jika kadar glukosa dalam darah naik (seumpama setelah makan), maka sekresi insulin terangsang dan bekerja untuk mengembalikan kadar glukosa dalam keadaan normal. Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasokan gukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringan adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-14- mg/dl pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.


Metode Follin Wu
Metode ini digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Prinsip pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, karena ada oksida Mo. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk berhubungan linier dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.

Kadar Kreatinin
Kreatinin merupakan produk sisa dari perombbakan kreatin fosfat yang terjadi di otto yang merupakan zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. Sejumlah besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan ditapis keluar bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali ke dalam darah. Kreatin adalah asam organik bernitrogen yang terdapat secara almi di dalam hewan vertebrata. Kreatin dapat membantu menyediakan cadangan energi bagi jaringan otot dan saraf.
Kreatin ditemukan pertama kali oleh Derek Edward Bye pada tahun 1832 sebagai komponen dari otot rangka.nama kreatin sendiri berasal dari bahasa yunani, dari kata kreas yang beartoi daging. Batas normal ureum : 20 – 40 mg/dl. Bats normal kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl (Tanyuri,2008). Kreatinin terbentuk akibat penguraian otot. Tingkat kreatinin dalam darah mengukur fungsi ginjal. Tingkat yang tinggi biasanya karena masalah dalam ginjal. Rasio kadar asam urat / kreatinin dalam urin sewaktu : rasio > 0.8 menandakan over-production. Bila rasio ini > 0.9 menandakan adanya acute acid nephrophaty. Bila rasio ini < 0.7, menandakan terjadinya hiperurisemia akibat gagal ginjal.
Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat ()creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sistem ATP ( adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatine kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difi;ltrasi oleh glomelurus dan diekskresikan dalam urin.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total dari pada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cidera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.
Sejumlah besar kreatini yang terdapat dalam sirkulasi darah akan ditapis keluar bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali kedalam darah. Oleh karena itu rasio konsentrasi kreatinin di dalam darah dan urin, dapat digunakan untuk menghitung rasio tapis kreatina (bahasa inggris : creatine dearance , CrCl), yang setara dengan laju filtrasi glomerular ( Glomerular filtration rate, GFR).
Menurut literatur didapatkan kadar kreatinin dalam darah menurut pembagian umur dan jenis kelamin:
*       Dewasa  : laki-laki             : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan         : 0,5-1,0 mg/dl. (wanita sedikit lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah dari pada pria)
*       Anak      : bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi         : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 th)      : 0,3-0,6 mg/dl
*       Anak yang lebih tua        : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
*       Lansia    : kadanya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi kreatinin.
Pemeriksaan urin dan darah untuk mengetahui kadar kreatinin biasanya menggunakan metode Jaffe Kinetik. Metode ini ditemukan pertamna kali oleh Jaffe tahun 1886. Reaksi Jaffe berdasar pada reaksi antara kreatinin dan pikrat pada suasanan basah yang akan membentuk warna merah orannye dan terjadi perubahan absorbsi pada panjang gelombang antara 505 nm dan 520 nm.
Keuntungan metode pikrat ialah murah, cepat, dan jumlah sampel sedikit. Kadar normal kreatinin pada laki- laki adalah 0,6 – 1,1 mg/dl atau 16 – 24 mg/kg/hari. Pada perempuan kadar normal kreatininya adlah 0,5 – 0,9 mg/dl atau 11- 20 mg/kg/hari.
Metabolisme kreatinin
                                   
Kreatinin dibentuk di otot dari kreatin fosfat melalui dehidrasi nonenzimatik irreversibel dan pengeluaran fosfat (gambar 1). Ekskresi kreatinin dalam urin 24 jam setara dengan masa otot. Glisisn arginin dan metionin ikut serta dalam biosintesis kreatin. Sintesis kreatin dituntaskan melalui metilasi guanidoasetat oleh S-adenoasilmetionin (gambar 1). 
Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :
·         Perubahan masa otot
·         Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam swetelah makan
·         Aktivitas fisik yang berlebih dapat meningkatkan kadar kreatinin
·         Obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co- trimexazole dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meningkatkan kadar kreatinin darah
·         Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal
·         Usia dan jelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi dari pada orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada wanita.

V.            HASIL PENGAMATAN
Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
*      Filtrat bebas protein
Bahan
Tabung
Aquadest (ml)
7
Darah   (ml)
1
Na- tungstat 10 % (ml)
1
H2SO4  2/3 (ml)
1
MENCAMPUR,DI DIAMKAN 5 MENIT LALU DI SARING
Filtrat di uji dengan BIURET
Hasil pengamatan dan kesimpulan
Kelompok 2 :
·         Filtrat : Bening
·         Filtrat + Biuret ( NaOH 10% + CuSO4 0,1 N) =bening agak biru tipis
·         Menandakan masih ada sedikit protein

Kelompok 4 :
·         Filtrat + Biuret ( NaOH 10% + CuSO4 0,1 N) = ada warna
·         Ada warna = menandakan filtrat terdapat  protein

*      Kadar gula darah (kuantitatife)

BAHAN

Tabung
1
2
3
4
Filtrat Folin wu (ml)
2
2
_
_
Standar glukosa 0,1 g/ml (ml)
_
_
2
_
Aquadest (ml)
_

_
_
2
Tembaga alkalis (ml)
2
2
2
2

Panaskan dalam air 100o C selama 8 menit,didinginkan selama 3 menit

As.Fosfomolibdat (ml)
2
2
2
2

Diencerkan sampai 25 ml,kemudian dibaca pada

HASIL PENGAMATAN




Kadar glukosa darah (mg/dl) :

 

Keterangan :
·         Ru = Absorban unknown
·         Rb = Absorban blanko
·         Rs = Absorban standar glukosa

ü  Rb = 0,018
ü  Rs = 0,022
ü  Ru = 0,189


  =   100 =  4275 mg/dl


*      Penetapan kadar kreatinin darah (jaffe)
Bahan
Blanko
Standar 1
Uji
Filtrat Folin-Wu (ml)
-
-
2
Standar (ml)
-
2
-
Aquadest (ml)
2
-
-
Larutan pikrat alkalis (ml)
2
2
2
NaOH 10 % (ml)
0,5
0,5
0,5
Mencampur dengan baik,didiamkan selama 15 menit,warna yang terbentuk akan stabil selama 30 menit.Membaca serapan dalam batas waktu 30 menit pada panjang gelombang 520

Hasil dan kesimpulan :

Kadar kreatinin darah/plasma =
  (5x 0,006)    mg /dl

*      Aquadest = 0,000
*      Blanko      = 0,088
*      Standar 1 = 3,390
*      Uji 1          = 0,011



  (5x 0,006)    mg /dl =  = - 0,004 mg/dl


VI.            PEMBAHASAN

Praktikum Biokimia klinis kali ini, mengenai pembuatan filtat darah bebas protein, penetapan gula darah dan kreatin darah melalui metode folin –Wu. Metode folin-Wu adalah salah satu metode uji analisa kuantitatif glukosa dalam darah dan kreatinin darah yang paling banyak digunakan. Pada percobaan pertama mengenai pembuatan filtrat darah dengan bahan darah manusia, aquadest, Na tungstat 10%, H2SO4 2/3 N. Filtrat yang dihasilkan berwarna bening. Pada proses pembuatan filtrat ini perlu penambahan aquadest yang bertujuan untuk mengencerkan darah agar darah tidak menggumpal. Sementara penambahan Na tungstat bertujuan mengendapkan protein yang terlarut dalam air, dan H2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan protein oleh Na tungstat. Hasil filtrat kemudian di uji dengan larutan CuSO4 0,1 N dan NaOH 10%, uji ini untuk mengetahui apakah filtrat yang dihasilkan masih terdapat protein atau tidak. Pada kelompok 2 filtrat yang dihasilkan bening namun ada sedikit warna biru yang sangat tipis, menunjukkan bahwa filtrat masih terdapat sedikit protein. Sedangkan pada kelompok 4, filtrat yang di uji dengan CuSO4 0,1 N dan NaOH 10% menunjukkan filtrat berwarna bening, hal ini menandakan bahwa filtrat tidak lagi mengandung protein. Hasil filtrat darah bebas protein ini, selanjutnya akan digunakan untuk menguji kadar glukosa dalam darah dan uji kadar kreatinin darah.
Tahapan-tahapan penetapan kadar gula dalam darah, membuat larutan uji, larutan standar dan larutan blangko dengan campuran filtrat, standar glukosa, aquadest, dan penambahan tembaga alkalis (Cu2O). Selanjutnya masing-masing larutan dipanaskan selama 8 menit dalam air 100 0C kemudian di dinginkan dalam air es selama 3 menit. Pemanasan ini berfungsi untuk menambah laju reaksi Cu2O, sementara pendinginan dimaksudkan untuk menghentikan laju reaksi dari Cu2O itu sendiri. Usai pendinginan, masing-masing larutan uji, blanko dan standar ditambahkan 2 ml asam fosfomilibdat lalu diencerkan hingga 25 ml yang selanjutnya dibaca pada alat spektrofotometer UV – Vis 420 nm. Pada penambahan tembaga Alkalis, ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Dengan menambahkan pereaksi fosfomolibdat, kuprooksida melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru kehijauan disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Nilai serapan (absorbansi) dari uji adalah 0,189; nilai absorbansi blanko adalah 0,018 dan nilai absorbansi standar glukosa adalah 0,022. Sehingga kadar glukosa yang didapat adalah 4275 mg/dl. Kadar glukosa yang didapat ini menunjukkan angka yang tidak rasional. Kesalahan pegukuran ataupun prosedur kerja memungkinkan terjadinya hasil yang tidak bagus. Filtrat Folin-wu untuk uji kadar glukosa darah ini mengambil dari 2 filtrat darah yang berbeda  (filtrat campuran), dikarenakan filtrat darah yang diperoleh tidak mencukupi 2 ml untuk penentuan kadar gula darah, sehingga meminta filtrat darah dari kelompok lain (kelompok 3) untuk mencukupi kekurangan 2 ml, filtart kelompok 3 sedikit keruh. Hal seperti ini mungkin yang mengakibatkan absorbansi uji menunjukkan nilai serapan yang tidak sesuai dengan semestinya. Telah diketahui bahwa filtrat yang ditambahkan untuk mencukupi 2 ml masih mengandung protein sehingga mempengaruhi pembacaan absorbansi, karena pada dasarnya pengukuran absorbansi menggunakan filtrat yang bebas dari protein. Sehingga hasil perhitungan kadar gula darah menjadi sangat tinggi (4275 mg/dl). Hal ini menunjukkan bahwasannya dalam pengujian kadar gula darah pada prakteknya harus menggunakan satu sampel filtrat, tidak bisa dalam kondisi campuran karena kesalahannya akan sangat fatal.
Kadar glukosa darah (gula darah)
Glukosa darah puasa
: 70 – 120 mg/dl
Glukosa darah normal
: 80 – 120 mg/dl
Nilai normal untuk kadar glukosa darah sewaktu/acak
: <200 mg/dl

Produk utama pencernaan karbohidrat dan gula sirkulasi utama adalah glukosa. Dalam darah vena perifer, kadar normal glukosa plasma saat puasa adalah 70 – 110 mg/dl. Dalam darah arteri, kadar glukosa plasma adalah 15-30 mg/dl (Ganong, 2008).
Pada pengujian kreatinin juga menggunakan metode Folin Wu. tahap – tahapan yang dilakukan pada proses ini menggunakan filrat darah yang di gunakan juga harus bebas dari protein. Pada dasarnya hal yang dilakukan sama dengan uji glukosa darah yang membedakanya pada uji ini tidak menggunakan tembaga alkalis (Cu2O) tapi menggunakan larutan pikrat alkalis, yang berperan untuk mengikat kreatin secara tautomer sehingga menciptakan warna merah yang dapat dideteksi pada alat spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Nilai serapan (absorbansi) uji adalah 0,011; absorbansi blanko adalah 0,088; absorbansi standar adalah 3,390. Sehingga kadar keratinin yang didapat adalah 0,004 mg/dl. Hasil yang diperoleh sangat kurang dari batas normal yaitu 0,7 – 1,5 mg/dl. Kadar kreatinin dalam darah adalah 1 mg/dl (Ganong, 2008). Kadar kreatin dalam darah tergantung dari asupan makanan dan air yang dikonsumsi, kadar kreatin tinggi menunjukkan terjadinya kerusakan salah satu organ tubuh, yakni ginjal yang berperan dalam proses metabolisme.


VII.            KESIMPULAN

1.       Filtrat darah bebas protein (Folin-Wu) yang dihasilkan berwarna bening, menandakan bahwa filtrat telah benar-benar bebas dari protein, akan tetapi pada penambahan larutan CuSO4 0,1 N dan NaOH 10% filtarat menjadi berwarna biru sangat tipis, menandakan bahwa filtrat masih mengandung sedikit protein.
2.       Kadar gula darah yang terukur pada praktikum ini adalah sebesar 4275 mg/dl, terlalu besar dari seharusnya yang tertera pada literatur. Nilai absorbansi larutan uji = 0,189; nilai absorbansi blanko = 0,018 dan nilai absorbansi standar glukosa = 0,022.
3.       Kadar kreatinin yang terukur adalah 0,004 mg/dl, terlalu rendah dari kadar seharusnya yang tertera dalam literatur. Nilai absorbansi larutan uji = 0,011; absorbansi blanko = 0,088; absorbansi standar = 3,390.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. EGC       : Jakarta
Budi Darmawan Setia. 2008. Penentuan Kadar Glikosa dalam Darah. http://d@rm4_1/penentuankadarglukosadalamdarah (18 Desember 2010)
Poedjiadji, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
& Ganong W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakatra : EGC.